Pembacaan : Amsal 14

Bacaan Alkitab Setahun : 2 Samuel 19-20

 

Di dalam tertawapun hati dapat merana, dan kesukaan dapat berakhir dengan kedukaan. (Amsal 14:13)

 

LIHAT LEBIH DALAM. Konselor berpengalaman mengetahui dengan baik kebenaran di balik Amsal ini, tetapi siapa pun yang ingin hidup dengan bijak harus mengetahuinya juga.

 

Pertama, itu berarti ada sebuah tragedi dan kesedihan dalam hidup yang tidak dapat dipuaskan oleh perayaan atau kegembiraan apa pun. Beberapa luka tidak pernah benar-benar sembuh. Selama hidup di dunia ini maka sukacita yang dari Tuhan itu terbatas dan tidak sempurna karena masih terdapat cobaan, kesulitan atau keterbatasan lainnya yang menghadang. Yesus sendiri banyak menangis, bukan karena ada sesuatu yang salah pada diri-Nya tetapi karena hati-Nya yang sempurna dan penuh kasih tersentuh oleh kesedihan hidup manusia. Begitu juga hati kita. 

 

Kedua, suasana hati atau perasaan kita sering kali tidak sepenuhnya terbebas dari perasaan atau emosi yang berlawanan. Dalam hidup sehari-hari, kita sering kali merasakan campuran antara berbagai jenis emosi yang berlawanan, misalnya senang dan sedih, antusias dan cemas, atau bahagia dan khawatir. Dan emosi seseorang tidak bersifat permanen. Oleh karena itu, kita seharusnya tidak hanya melihat permukaan atau mendengarkan pernyataan umum seperti "Saya baik-baik saja" atau perilaku yang terlihat ceria, tetapi juga mendengarkan dengan cermat dan memperhatikan tanda-tanda yang lebih dalam untuk memahami bagaimana sebenarnya keadaan emosional seseorang.

 

Apakah Anda cenderung mengubah segalanya menjadi lelucon atau melanjutkan hidup dengan santai? Bagi sebagian orang itu bisa jadi menyenangkan, tetapi bukankah itu bisa menjadi penyangkalan atau ketidakpekaan terhadap kesedihan hidup yang sejati?

 

Doa: Tuhan, di dunia ini saat-saat paling bahagia pun diwarnai dengan kesedihan. Tapi itu diimbangi dengan pengetahuan akan janji-janji-Mu, sehingga saat-saat paling menyedihkan pun bisa diwarnai dengan kebahagiaan. Masalah membuat kami semakin bergantung pada Engkau dan dalam doa mencari lebih banyak kasih-Mu. Memang, Engkau membuat “kesedihanku menjadi lagu.” Amin.