Pembacaan : 2 Korintus 1 : 3 - 11

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Mazmur 144 - 150

 

Terkadang kita lebih cepat menghakimi daripada menghibur. Saya menyadarinya belum lama ini di jalanan Philadelphia, tempat saya tinggal. Saya berjalan melewati seorang tunawisma muda yang sedang mengemis di jalan, dan saya langsung berpikir, "Saya ingin tahu apa yang kamu lakukan sehingga bisa ada di sini." Kritik datang lebih cepat daripada belas kasihan. Hati yang keras lebih alami bagi kita daripada yang ingin kita akui. Kita melakukannya dengan anak-anak kita ketika kita memarahi mereka seolah-olah kita terkejut bahwa mereka bergumul dengan hal-hal yang sama dengan yang kita alami ketika kita seusia mereka. Kita melakukan hal yang sama saat meremehkan orangtua yang tampaknya tidak dapat mengontrol anak-anak mereka di restoran atau mereka yang kesulitan membayar tagihan. Ini pembenaran diri sendiri yang masih hidup di dalam diri kita semua. Ketika kita menyebut diri kita kuat, bijak, mampu, dewasa, dan benar, kita cenderung memandang rendah mereka yang belum mencapai apa yang kita pikir kita miliki. 

Jadi Allah merendahkan kita. Dia menempatkan kita dalam situasi di mana kelemahan, kebodohan, dan ketidakdewasaan kita terungkap. Saya ingat bagaimana saya bergumul dengan kedaulatan Tuhan di hari-hari yang menyakitkan setelah kematian ayah saya. Saya sebelumnya bangga dengan seberapa baik saya bisa memahami dan dapat mengkomunikasikan doktrin penting ini, tetapi di sanalah saya, bergumul dengan rencana Tuhan. Cerita ayah saya tidak masuk akal bagi saya. Saya bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan Tuhan. Semuanya tampak kacau dan di luar kendali. Sungguh merendahkan hati untuk mengakui pergumulan saya, tetapi melakukan itu membuat saya menjadi jauh lebih sensitif dan sabar dengan orang lain yang bergumul dengan pengaturan Tuhan di saat-saat sulit dalam hidup mereka. 

Berikut adalah bagaimana Paulus mengatakannya dalam 2 Korintus 1: Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. ... Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu; jika kami dihibur, maka hal itu adalah untuk penghiburan kamu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita juga” (Ay. 3-6). Saat-saat sulit bukan hanya dimaksudkan untuk menumbuhkan Anda dalam anugerah saja, tetapi juga untuk memanggil Anda menjadi alat dari anugerah yang sama dalam penderitaan orang lain. Dalam kesulitan, Tuhan melembutkan hati Anda dan menajamkan Anda sehingga Anda bisa membuat penghiburan Bapa yang tidak terlihat menjadi nyata dalam kehidupan orang lain yang Dia tempatkan dalam hidup Anda. Allah bermaksud agar Anda memberikan kenyamanan yang telah Anda terima.Anugerah yang telah memberi Anda harapan dimaksudkan untuk dibagikan menjadi harapan bagi orang di sekitar Anda. Rencana yang luar biasa!

 

Tuhan menempatkan Anda di saat-saat sulit ketika Anda berseru memohon penghiburan-Nya agar hati Anda menjadi lembut kepada orang-orang di sekitar Anda yang membutuhkan penghiburan yang sama.