Pembacaan : Yohanes 12:23–26

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Markus 14 - 16

 

            Ini adalah salah satu paradoks utama kasih karunia. Dari luar tampaknya tidak masuk akal sama sekali, tetapi Anda tidak dapat memahami karya anugerah Allah dalam hidup Anda jika Anda tidak menghadapi paradoks ini. Hal ini dengan jelas ditunjukkan dalam kata-kata Yesus Kristus:

 

Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah” (Lukas 9:23–27)

 

Kematian menuntun pada kehidupan—sepertinya ada yang salah tentang hal ini. Tetapi ini memang benar. Sangat masuk akal ketika menghadapi kenyataan bahwa kita tidak dapat hidup untuk diri kita sendiri dan Allah pada saat yang sama. Kita tidak bisa hidup untuk kerajaan-Nya dan kerajaan kita. Kita tidak bisa menulis aturan kita sendiri dan tunduk pada aturan-Nya. Kita tidak dapat membanggakan diri kita sendiri atas kebenaran independen kita dan pada saat yang sama menyerahkan diri kita pada kebenaran-Nya. Kita tidak bisa hidup untuk kemuliaan kita dan kemuliaan-Nya. Kita tidak bisa mencintai dunia di dalam hati kita dan mencintai-Nya di atas segalanya pada saat yang bersamaan. Kita tidak bisa memasukkan diri kita ke dalam pusat dunia kita dan menempatkan Dia di pusat juga.

Perhatikan, datang kepada Yesus bukanlah sebuah negosiasi atau suatu kesepakatan. Datang kepada Yesus bukanlah sebuah kontrak. Datang kepada Yesus adalah sebuah kematian yaitu kematian diri sendiri. Dia mati agar Anda hidup. Sekarang Dia meminta Anda untuk kehilangan hidup Anda sehingga Anda dapat menemukan kehidupan di dalam diri-Nya.

Inilah yang perlu Anda pahami: dalam meminta Anda untuk mati, Yesus memberi satu-satunya cara untuk mendapat hidup yang kekal. Dia harus memanggil Anda untuk mati karena Anda menghalangi kehidupan Anda. Kesombongan kita, pemberontakan kita, kemandirian kita, kebodohan kita, dan penolakan kita menghalangi tawaran hidup-Nya. Kita mengatakan pada diri sendiri bahwa kita baik-baik saja. Kita bertindak seolah-olah kita lebih pintar dari Allah. Kita menyukai kerajaan kecil kita lebih dari kita mengasihi-Nya. Kita pikir aturan kita lebih baik dari aturan-Nya. Kita mengatakan pada diri kita sendiri bahwa kesenangan saat ini lebih baik daripada keuntungan kekal. Jika seseorang tidak menyelamatkan kita dari delusi kita tentang hidup, kita akan kehilangan hidup. Ya, kita harus mati jika kita ingin hidup. Jadi kasih karunia keluar untuk membunuh kita. Namun dengan membunuh kita, kasih karunia memberi kita kehidupan—kehidupan yang nyata, berlimpah, dan kekal. Jangan melawan kematian kehidupan lama Anda; sebagai gantinya, rayakan kehidupan baru yang menjadi milik Anda hanya dengan rahmat dan anugerah. Dan ingatlah bahwa Juruselamat Anda akan terus memanggil Anda untuk mati; itu adalah cara hidup.

 

Dengan memanggil Anda untuk mati setiap hari, Injil menyambut Anda untuk hidup kekal. Berlawanan dengan pendapat umum, kematian benar-benar pintu gerbang menuju kehidupan.