MENJADI BERBEDA

Tetapi bangsa itu menolak mendengarkan perkataan Samuel dan mereka berkata: "Tidak, harus ada raja atas kami; maka kamipun akan sama seperti segala bangsa-bangsa lain; raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang." 1 Samuel 8:19-20 

 

Tidaklah salah kalau orang Israel untuk menginginkan seorang raja. Permintaan yang mereka ajukan kepada Samuel supaya menunjuk seorang raja bukanlah dosa. Bahkan, berabad-abad sebelumnya, Musa telah mengantisipasi hal ini, dan Allah telah menetapkan bagaimana sang raja harus bertindak (Ulangan 17:14-20). Masalahnya bukanlah pada permintaannya, melainkan motivasinya: mereka ingin “sama seperti segala bangsa-bangsa lain” di sekitar mereka. Dan itu menjadi masalah karena mereka tidak seperti bangsa-bangsa itu: mereka adalah umat Allah, “menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa,… kerajaan imam dan bangsa yang kudus" (Keluaran 19:5-6). Dengan menolak untuk berbeda dari orang-orang di sekitar mereka, pada dasarnya mereka menolak untuk menjadi umat Allah.

 

Ada banyak tumpang tindih antara permintaan Israel akan seorang raja agar dapat menjadi seperti bangsa-bangsa di sekitarnya dengan peringatan yang Paulus berikan dalam suratnya kepada jemaat di Roma. Paulus menulis tentang bahaya ditelan oleh budaya di sekitarnya: "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu" (Roma 12:2). The Living Bible menerjemahkan ayat ini dengan cara baru: “Janganlah kamu meniru perilaku dan adat istiadat dunia ini, tetapi jadilah orang baru dan berbeda dengan kebaruan yang segar dalam semua yang kamu lakukan dan pikirkan.”

 

Paulus memperingatkan jemaat dengan cara ini karena dia memahami tekanan yang dihadapi orang-orang percaya di Roma abad pertama untuk menyesuaikan diri dengan gaya hidup dan nilai-nilai dunia kafir di sekitar mereka. Kita menghadapi tantangan yang sama di zaman kita. Oleh karena itu, kita tidak perlu terkejut ketika pada abad ke-11 SM orang Israel berjuang melawan godaan yang sama—kita mendengar peringatan yang sama. 

 

Bagaimana dengan kita? Apakah kita hidup dengan kehidupan yang baru? Apakah kita berharap untuk berbeda dari dunia di sekitar kita dalam cara kita berpikir, perkataan kita, dan cara hidup kita, atau apakah kita sibuk mencoba menyesuaikan diri dengan tetangga kita? Apakah gereja kita meniru adat istiadat, harapan, dan perilaku budaya orang-orang di sekitar kita, atau apakah gereja kita dipenuhi dengan semangat yang nyata yang hanya bisa ada karena pekerjaan dan ilham Roh Kudus? 

 

Di mana Anda paling tergoda untuk menjadi sama dengan orang-orang di sekitar Anda? Di sanalah Anda memiliki kesempatan untuk menolak tekanan untuk beradaptasi dengan dunia dan mengkompromikan perbedaan Anda. Di situlah kesempatan Anda untuk membiarkan Allah membentuk Anda dan hidup dengan cara yang berbeda—menyenangkan Dia dan menarik bagi orang lain.

 

Refleksi

Bacalah 1 Petrus 2:9-17 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

 

  • Pola pikir apa yang harus saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?

 

Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 16-18; Kisah Para Rasul 4:23-37