HIDUP ITU SANGAT BERHARGA
Jangan membunuh. Keluaran 20:13
Jika Anda ingin memahami cara seseorang melihat dunia, tanyakan kepadanya: Mengapa membunuh itu salah?Pertanyaan ini menyentuh inti nilai kehidupan manusia—persis seperti yang dibahas dalam perintah keenam. Jawaban orang akan menunjukkan bagaimana mereka memahami makna, tujuan, dan asal usul hidup.
Banyak orang, secara tidak sadar, berpikir bahwa hidup hanya berharga jika seseorang berguna. Jika seseorang bisa memberi kontribusi bagi masyarakat, maka hidupnya dianggap bernilai. Tapi pemikiran ini berbahaya, karena berarti ada kehidupan yang dianggap kurang berharga—seperti bayi dalam kandungan atau orang yang sudah tua dan sakit. Akibatnya, aborsi atau eutanasia dianggap sebagai hal yang bisa diterima atau bahkan baik.
Namun, Alkitab tidak berbicara seperti itu. Firman Tuhan jelas mengatakan bahwa setiap manusia bernilai karena diciptakan menurut gambar Allah (Kejadian 1:26; Mazmur 8:5-6). Nilai ini tidak bisa bertambah atau berkurang—karena berasal dari Tuhan sendiri. Jika kita melihat kehidupan sebagaimana Allah melihatnya, maka kita akan memahami mengapa perintah sederhana "Jangan membunuh" itu begitu penting.
Ada tiga cara utama di mana perintah ini sering dilanggar:Pembunuhan – Allah adalah Pemberi kehidupan, dan hanya Dia yang berhak mengambilnya. Membunuh orang lain berarti menyerang gambar Allah di dalam diri orang itu (Kejadian 9:5-6). Bunuh diri – Kehidupan kita milik Allah (Yehezkiel 18:4). Kita tidak berhak mengakhiri hidup kita sendiri, meskipun Allah tetap menyediakan pengampunan bagi mereka yang melanggar. Aborsi – Sejak dalam kandungan, janin sudah menjadi manusia yang berharga di mata Allah (Mazmur 139:13). Meski bayi belum bisa hidup sendiri di luar rahim, ia tetap memiliki hak hidup yang sama dengan manusia lainnya. Dan bagi siapa pun yang telah melakukan aborsi, ada pengampunan yang Tuhan tawarkan.
Mungkin Anda berpikir, "Saya tidak bersalah dalam hal ini." Tapi tunggu dulu! Yesus mengatakan bahwa bukan hanya pembunuhan secara fisik yang melanggar perintah ini, tetapi juga kemarahan yang tidak terkendali (Matius 5:21-22). Pernahkah Anda marah dengan penuh kebencian? Pernahkah Anda menyimpan dendam, gosip, atau kebencian terhadap seseorang? Jika ya, berarti kita semua bersalah.
Namun ada kabar baik! Jika Anda merasa bersalah setelah memahami betapa beratnya perintah ini, itulah tujuan dari hukum Tuhan—agar kita menyadari dosa kita dan datang kepada-Nya untuk menerima pengampunan. Bukan hanya itu, Tuhan juga menawarkan perubahan hati. Dia bisa mengubah hati yang penuh amarah menjadi hati yang penuh kasih dan anugerah.
Jadi, apakah ada sesuatu yang perlu Anda akui kepada Tuhan? Dosa apa yang perlu Anda mohonkan pengampunan-Nya? Dalam hal apa Anda ingin Roh Kudus mengubahkan Anda?
Refleksi
Bacalah Matius 5:21-26 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 36–38; Yakobus 4
Truth For Life – Alistair Beg