Pembacaan : Roma 6: 1-14
Bacaan Alkitab Setahun :
2 Samuel 23 - 24
Ini adalah kebenaran universal: apa yang sepertinya kebebasan bagi kita bukanlah kebebasan sama sekali. Ketika Adam dan Hawa melangkah keluar dari batasan yang Allah tetapkan, mereka tidak melangkah kepada kebebasan. Mereka masuk kepada usaha diri sendiri, godaan, penderitaan, dosa, dan ikatan. Menyangkali keberadaan Allah, menginginkan tempat-Nya, mengabaikan peraturan-Nya, dan berketetapan untuk hidup dengan cara sendiri mungkin sepertinya adalah jalan menuju kebebasan, padahal bukan.
Anda dan saya tidak pernah didesain untuk hidup secara independen. Kita tidak pernah didesain untuk hidup dengan kekuatan sendiri. Kita tidak diciptakan untuk bergantung kepada hikmat kita sendiri. Kita tidak diberi kemampuan untuk menulis kode moral kita sendiri. Kita tidak diciptakan dengan kemampuan independen tentang cara hidup, cara melayani dunia jasmani atau cara menjalin hubungan yang pantas dengan sesama. Kita tidak diciptakan untuk hidup dengan usaha sendiri dan usaha tersebut tidak akan mendatangkan kebaikan apa pun.
Jadi sebagaimana Allah memberkati dan mengubah kita dengan anugerah-Nya, hasilnya bukanlah kemampuan yang lebih besar untuk hidup independen; malah sebaliknya. Anugerah tidak membebaskan kita untuk hidup bagi diri sendiri. Tujuan anugerah Allah bukanlah membuat kerajaan kita berjalan lebih baik. Tujuan anugerah Allah adalah membebaskan Anda dari perbudakan diri sendiri sehingga Anda bisa hidup bagi kerajaan yang lebih baik. “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka” (2 Kor. 5:15). Kebebasan sejati tidak pernah ditemukan dengan menjadikan diri Anda pusat, dengan pilihan, sikap yang semuanya disesuaikan dengan Anda. Kebebasan sejati hanya ditemukan ketika anugerah Allah membebaskan Anda untuk hidup bagi Dia yang lebih besar daripada Anda.
Ini bertentangan dengan pemikiran normal kita tetapi pintu kepada kebebasan sejati adalah penundukan diri. Ketika saya mengakui bahwa saya adalah bahaya bagi diri sendiri dan tunduk pada otoritas, hikmat, dan anugerah Allah, saya tidak membunuh setiap harapan akan kebebasan yang saya punya. Yang benar adalah sebaliknya. Pengakuan yang rendah hati bahwa kita butuh Allah dan penundukan diri kepada Allah akan membuka saya kepada kehidupan yang paling bebas. Saya diciptakan untuk hidup dalam kebergantungan kepada Allah, dalam penyembahan dan ketaatan, dan ketika anugerah memulihkan saya ke posisi itu, saya juga diberikan kebebasan. Mungkin melihat kereta api selalu harus berjalan di rel terlihat membatasi, tetapi berusaha menjalankannya di padang rumput malah akan membuatnya tidak bisa bergerak sama sekali. Jadi anugerah menaruh Anda di “rel” lagi dan memberi Anda kebebasan untuk bergerak, karena di luar ini Anda tidak bisa berbuat apa-apa.
Anugerah tidak membuat Anda hidup bagi diri sendiri. Tidak, anugerah membebaskan Anda untuk mengalami sukacita hidup bagi Dia yang lebih besar daripada Anda.