TUHAN YANG BERDAULAT, GEMBALA YANG LEMBUT

 

Lihat, itu Tuhan ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya. Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati. Yesaya 40:10-11

 

Negara Amerika Serikat tidak pernah tertarik pada kedaulatan. Kami lebih memilih seseorang yang dapat kami pilih untuk suatu posisi dan dipanggil jika diperlukan—dan memecatnya jika kami mau! Dan jika kita jujur, hal ini juga sering terjadi pada pendekatan kita kepada Allah. Kita lebih suka mengendalikan daripada dikendalikan.

 

Namun, Allah tidak dapat diatur atau diubah sesuai dengan gambaran kita. Dia adalah Tuhan yang berdaulat, yang keberadaan-Nya sangat kontras dengan kelemahan manusia dan sifat kita yang terbatas. Kita ibarat rumput dan bunga musim semi yang layu lalu gugur. Tidak demikian dengan Allah, yang telah memerintah dan berkuasa atas segala sesuatu selama-lamanya. Bahkan firman-Nya tetap berlaku selama-lamanya (Yesaya 40:6-8).

 

Dalam kedaulatan-Nya, Allah telah mencapai penaklukan yang luar biasa: kemenangan atas dosa dan kematian. Dalam hikmat-Nya yang luar biasa, Dia, Sang Pemberi Hukum, datang dalam pribadi Yesus, tunduk dan menggenapi hukum yang telah Dia berikan, dan mati menggantikan orang-orang berdosa untuk membayar utang kita dan memberi kita hidup yang kekal. Sebagaimana Petrus berkhotbah, “Allah membangkitkan Dia … karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu” (Kisah Para Rasul 2:24). Inilah kemenangan-Nya.

 

Meskipun Allah adalah Tuhan yang berdaulat, Dia juga Gembala kita yang lemah lembut. Dia tidak mendatangi umat-Nya seperti seorang jenderal besar di medan perang; sebaliknya, Dia membawa kawanan domba-Nya mendekat kepada-Nya, memimpin mereka dengan belas kasih. Mereka yang dulunya sedih, terasing, dan bersalah, hidup dalam takut akan kematian kini telah dibebaskan. Dengan penuh kemenangan, Dia menyatakan, “Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa” (Yohanes 17:12).

 

Kita bisa bersukacita atas kedaulatan Allah, karena Dia mahakuasa dan lemah lembut, Sang Gembala berupaya membawa masuk mereka yang terhilang dan melaksanakan misi-Nya. Ketika Dia sedang bekerja, suara-Nya terdengar dan orang tuli mendengar, terang-Nya bersinar dan orang buta melihat. Kita telah dikumpulkan ke dalam hati Gembala yang lemah lembut ini dan dapat hidup dengan keyakinan bahwa dunia ini adalah milik Bapa kita yang berdaulat.

 

Salah satu tantangan dalam kehidupan Kristen adalah memiliki pandangan yang cukup besar tentang Allah: mengenal Dia sebagai “Tuhan Allah” yang “datang dengan kekuatan” yang di hadapan-Nya kita datang dengan rasa kagum dan hormat, dan mengenal Dia yang “seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya” yang kita ikuti dalam persahabatan yang akrab. Tuhan Yesus adalah Singa dan Dia adalah Anak Domba (Wahyu 5:5-6). Manakah yang menurut Anda paling sulit untuk diingat dan dijalani? Ingatlah keduanya dan Anda akan menaati-Nya dan menikmati Dia, baik sebagai Penguasa maupun sebagai Gembala Anda.

 

 

Refleksi

Bacalah Yehezkiel 34:11-24 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

 

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Daniel 5- 7: Wahyu 7

Truth For Life – Alistair Beg