Pembacaan : Amsal 30

Bacaan Alkitab Setahun : Bilangan 16-18

 

“Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya. Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta.” (30 :5–6)

 

FIRMAN-NYA. Awal dari semua hikmat adalah “takut akan Tuhan”. Tapi bagaimana kita bisa mengenal Allah? Jawabannya adalah tidak ada pengetahuan yang nyata tentang Allah kecuali kita mengenal-Nya melalui Firman-Nya. Jika tidak begitu, kita sedang menciptakan Allah dari imajinasi kita. Amsal mengasumsikan kebenaran Kitab Suci, tetapi di sini ada klaim kuat bahwa Firman Allah itu murni, maksudnya sempurna, cukup, dan tanpa kesalahan. Tentu saja Agur hanya memikirkan nubuat dan Kitab Suci yang telah ditulis hingga pada zamannya. Tapi ada peringatan serupa di akhir Alkitab (Wahyu 22:18-19) untuk tidak menambahkan Firman Allah.

 

Secara keseluruhan, Amsal 30 ayat 5 dan 6 mengajarkan dua kesalahan yang sama-sama salah tetapi saling berlawanan: Kesalahan yang pertama berpikir bahwa sebagian dari firman Allah sudah ketinggalan zaman, usang, dan tidak benar. Kesalahan yang kedua menjadikan "wahyu" pribadi sama dengan Kitab Suci. Orang skeptis modern membuat kesalahan pertama. Banyak orang Kristen membuat kesalahan kedua, mengangkat tradisi agama mereka, atau perasaan mereka, atau preferensi budaya mereka sebagai wahyu, sehingga setara dengan Alkitab. Kita harus menghindari keduanya.

 

Apakah Anda sepenuhnya yakin akan otoritas Alkitab ? Apakah Anda melakukan salah satu dari dua kesalahan di atas?

 

Doa: Tuhan, “Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan” (Mazmur 119:99). Aku kenal beberapa orang yang secara pendidikan formal kurang tetapi lewat pengetahuan Kitab Suci mereka menjadi lebih bijaksana daripada para pakar duniawi. Biarlah Firman-Mu menerangi jalanku juga. Amin.