KARUNIA DARI DI ATAS
demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Roma 12:5-6
Karunia rohani adalah alat, bukan mainan. Mereka tidak boleh dipermainkan atau digunakan untuk menarik orang kepada diri sendiri, tetapi digunakan oleh Allah, melalui kita, untuk tujuan-Nya dan untuk kepentingan-Nya dan kemuliaan-Nya.
Apa pun karunia yang kita miliki—baik itu kemampuan berbicara atau melayani—itu diberikan demi kesejahteraan gereja. Allah memberikan karunia-karunia ini agar, ketika kita menggunakannya sesuai kehendak-Nya, tubuh Kristus secara keseluruhan dapat diperkuat. Karunia tidak diberikan sebagai kesempatan untuk memajukan tujuan seseorang atau untuk menunjukkan kebesaran, tetapi agar persatuan, keselarasan, dan kemajuan seluruh umat Allah dapat diperkuat. Itulah sebabnya kita mempunyai karunia yang berbeda: agar kita belajar untuk saling melayani dan bergantung satu sama lain.
Namun karunia Allah hanya mampu meningkatkan keharmonisan dan kesejahteraan bila dilaksanakan dengan semangat kerendahan hati yang tulus. Tubuh setiap gereja lokal hanya bertumbuh sejauh “seluruh tubuh rapi tersusun” (Efesus 4:16). Sebelum mendorong para pembacanya untuk menggunakan karunia-karunia yang mereka miliki, Paulus mengawali khotbahnya tentang karunia-karunia rohani dengan menyebutkan kerendahan hati, dan mendesak setiap orang “Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa” (Roma 12:3). Tanpa kerendahan hati, karunia rohani dapat menyebabkan kekacauan. Kita tidak akan memberikan peralatan listrik kepada remaja tanpa instruksi dan pengawasan yang tepat, dan kita juga tidak akan memberi mereka gergaji mesin untuk digunakan—kecuali jika kita ingin menimbulkan kekacauan! Demikian pula, karunia rohani harus digunakan sesuai fungsinya dan dengan cara yang benar agar tidak terjadi kekacauan. Jadi Paulus mengatakan kepada gereja Korintus—sebuah gereja yang penuh dengan karunia tetapi tidak penuh dengan hikmat – tentang caramenggunakannya—bahwa meskipun menginginkan dan merayakan karunia rohani adalah hal yang baik, “jalan yang lebih utama” untuk menggunakannya dengan sabar, baik hati, dan rendah hati—yaitu dengan kasih (1 Korintus 12:31 – 13:7).
Kita harus ingat bahwa karunia adalah pemberian. Sumbernya adalah Allah; oleh karena itu, bermegah seolah-olah itu milik kita adalah hal yang bodoh, dan menggunakannya demi keuntungan kita sendiri tidak bisa dimaafkan. Namun, jika kita mempraktekkan kerendahan hati saat kita menggunakannya dan belajar hidup harmonis satu sama lain, maka kita akan melihat hasil karya Allah di dalam dan melalui kita. Dalam hal apa Allah memberikan karunia-Nya kepada Anda? Bersukacitalah karenanya. Dengan cara apa Dia memanggil Anda untuk menggunakan karunia-karunia itu demi kebaikan gereja Anda dan demi kemuliaan Putra-Nya? Lakukan itu.
Refleksi
Bacalah Efesus 4:1-16 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
Bacaan Alkitab Satu Tahun : Yeremia 40 – 42: Matius 27: 27 - 50
Truth For Life – Alistair Beg