Pembacaan : Amsal 22

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Lukas 1

 

Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina…Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini. Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali. (Amsal 22:29, 23:4–5) 

 

KETERAMPILAN. Keahlian dalam pekerjaan atau skillfulness adalah salah satu faktor yang mendorong kemakmuran ekonomi. Dalam konteks ini, "skillful" berarti berpengalaman dan memiliki keahlian dalam melakukan pekerjaan. Ini tidak selalu berarti bahwa setiap orang harus menjadi seorang "profesional" atau pekerja "white-collar" seperti di masyarakat modern. Sebaliknya, ini adalah panggilan untuk mencapai keunggulan dalam kerajinan atau keterampilan kerja. Contohnya, pembantu rumah tangga yang telah mengumpulkan pengalaman selama bertahun-tahun dapat melakukan pekerjaan dengan sangat baik, sehingga permintaan untuk jasanya menjadi tinggi, bahkan hingga tingkat di mana raja dan ratu akan bersaing untuk mempekerjakannya (ayat 22:29). Ini menunjukkan bahwa keahlian dalam pekerjaan dapat menghasilkan kemakmuran ekonomi, terlepas dari jenis pekerjaan yang dilakukan.

 

Dalam kitab suci, disebutkan bahwa Anak Allah sendiri hidup di dunia sebagai pekerja "blue-collar" atau pekerja kasar, seperti yang dijelaskan dalam Kitab Matius 13:55 dan Markus 6:3. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya keahlian dalam pekerjaan tidak terbatas pada jenis pekerjaan tertentu, tetapi pada kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan baik dan berkomitmen terhadap kualitas dalam pekerjaan apapun yang dilakukan.

 

Namun dalam Amsal 23 : 4 terdapat pesan yang berbicara tentang menghargai keterampilan dan kerajinan dalam bekerja lebih daripada kesuksesan material. Pesan ini menggarisbawahi pentingnya menjalani pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan memberikan yang terbaik dalam segala hal yang kita lakukan, tanpa terlalu memikirkan seberapa banyak uang atau penghargaan yang bisa kita peroleh. Ini sesuai dengan nasihat Paulus untuk melakukan pekerjaan dengan sangat baik yaitu melakukannya untuk Tuhan  dan bukan penghargaan atau upah dari manusia. Kita harus “menjalankan pelayanannya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia” (Efesus 6:7). 

 

Pernahkah Anda melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang kurang dihargai? Bagaimana Anda bisa menggunakan hikmat dari ayat-ayat ini untuk membantu Anda?

 

Doa: Tuhan, berikan aku kebijaksanaan untuk belajar keterampilan, tapi jangan biarkan aku sombong. Beri aku kemampuan untuk menghargai keunggulan, tanpa memandang status sosial seseorang. Dengan kebijaksanaan ini, buatlah aku menjadi pekerja yang lebih baik, demi kemuliaan-Mu dan kebaikan orang lain. Amin.