Baca: Markus 11:15-19
Lalu Ia mengajar mereka,
kata-Nya, “Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala
bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!” (Markus 11:17)
Bacaan Alkitab Setahun:
1 Yohanes 4-5
Saya sering melihat undangan ibadah Natal di persekutuan mahasiswa Kristen di
kampus yang menyebutkan dresscode tertentu,
entahkah warna pakaian merah atau hijau atau putih. Bila saya mahasiswa,
bagaimana perasaan saya bila ternyata saya tidak memiliki pakaian dengan warna
yang telah ditentukan? Katanya Natal untuk semua orang, mengapa untuk bertemu
dengan Tuhan dalam ibadah Natal menjadi sulit?
Bait Allah adalah rumah doa bagi segala bangsa, baik Yahudi maupun bangsa bukan
Yahudi yang percaya kepada Allah. Halaman Bait Allah merupakan tempat ibadah
bagi bangsa bukan Yahudi. Dengan dipakainya halaman itu oleh pedagang untuk
berjualan, dimana mereka akan beribadah? Dan bagaimana bisa beribadah dengan
tenang? Kemungkinan pedagang juga memainkan harga jual binatang kurban dan kurs
mata uang Bait Allah. Tuhan Yesus menyebut mereka, orang yang berjualan dan
yang mengijinkan berjualan sebagai penyamun atau perampok. Sesungguhnya mereka
tidak hanya telah merampok tempat dan uang orang-orang yang beribadah di Bait
Allah, tetapi pada intinya mereka mempersulit dan mengganggu orang-orang yang
akan beribadah.
Apakah kita pernah mempersulit orang lain datang kepada Tuhan? Mungkin bukan
masalah dresscode,
tetapi terkadang tanpa disadari, sesuatu yang kita pakai, ucapkan dan lakukan
telah menjadi batu sandungan dan membuat orang lain tidak mau beribadah kepada
Tuhan. Marilah kita bijaksana agar hidup kita tidak mempersulit orang lain
datang dan bertemu dengan Tuhan.
BIARLAH SEMUA ORANG DATANG KEPADA TUHAN, JANGANLAH KITA MENJADI BATU SANDUNGANYANG MEMPERSULIT DAN MENGHALANGI MEREKA