ANUGERAH ALLAH YANG SANGAT MENGEJUTKAN

Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Roma 3:23-24

 

Ketika seorang terdakwa dibawa ke hadapan hakim di pengadilan, mereka dinyatakan benar atau bersalah. Terdakwa tidak dijadikan orang benar atau orang jahat, tetapi  benar atau bersalah; terdakwa dibebaskan atau dinyatakan bersalah dan dihukum. 

 

Roma 3:23-24 menjelaskan kepada kita bahwa orang berdosa, yang pantas dihukum, dibenarkan melalui iman saja di dalam Kristus saja—bukan sebagai hasil dari kualitas yang ada dalam diri mereka, tetapi sebagai hasil dari kasih karunia Allah. Di Kalvari, Kristus menggantikan tempat orang berdosa, dan sekarang, karena pekerjaan-Nya yang telah selesai, Allah menganugerahkan kepada kita pernyataan kebenaran. 

 

Kalau bukan begitu bagaimana bisa seseorang seperti pencuri di kayu salib dapat menerima keselamatan? Di sini ada seorang pria yang sedang dalam proses "menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita"(Lukas 23:41). Dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menebus kesalahan apa pun yang telah menyebabkannya disalib. Namun, ketika dia meminta Tuhan untuk mengingatnya, Yesus dapat berkata dengan tulus, "sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (ayat 43). Pencuri itu tidak layak menerima kasih karunia yang sangat besar itu—dan kita juga tidak. Namun, justru itulah intinya: Allah membenarkan kita "oleh kasih karunia … dengan cuma-cuma." Dia tidak menyelamatkan kita karena kita hebat atau baik, atau bahkan karena kita membuat kemajuan. Dia menyelamatkan mereka yang mengaku dan percaya kepada Yesus Kristus (Roma 10:9), karena besarnya kasih-Nya (5:8). 

 

Kasih karunia yang sangat mengejutkan itu dapat menjadi batu sandungan. Kita ingin melakukan sesuatu untuk memperbaiki kondisi kita yang menyedihkan. Kita ingin memberikan sesuatu dan berkontribusi bagi keselamatan kita. Sebelum menjadi orang Kristen, kita ingin mempersembahkan rasa kebaikan moral kita. Dan setelah menjadi orang Kristen selama beberapa waktu, kita sering ingin mempersembahkan ketaatan kita. Namun, kebenarannya adalah bahwa kita semua datang ke salib dengan tangan hampa. Kita tidak dapat berharap untuk menambahkan sedikit pun pada nilai kita di hadapan Allah. Tidak ada alasan untuk menepuk punggung sendiri sebaliknya, kita selalu punya alasan untuk memuji Tuhan Yesus. Karena ketika Anda menyadari bahwa Anda tidak memiliki apa-apa, Anda berada dalam posisi yang tepat bagi Kristus untuk menjadi segalanya bagi Anda:

 

Kudatang ke salib-Mu dengan tangan yang hampa.

Ratapku dan tangisan tidak b'ri pengampunan.

Darah Yesus saja b'ri hati baru dan bersih.

- Batu Zaman, A.M. Toplady

 

 

Jadi, ketika hari-hari Anda dalam hidup ini telah berakhir dan Anda mencapai gerbang kemuliaan, apa yang akan Anda katakan? Pastikan bahwa tidak ada sedikit pun dari diri Anda yang akan menawarkan kebaikan sendiri sebagai alasan Anda untuk masuk. Pastikan bahwa Anda siap untuk mengatakan apa yang dapat kita bayangkan dikatakan oleh pencuri di kayu salib setelah kehidupan duniawinya berakhir pada Jumat Agung pertama itu: Orang di salib tengah berkata aku boleh masuk.

 

Refleksi

Bacalah Efesus 2:1-10 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  1. Pola pikir apa yang harus saya ubah?
  2. Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  3. Apa yang bisa saya terapkan hari ini?

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Raja-raja 21 – 22 ; Matius 11