Baca: Yeremia 15:10-21
Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercayai. (Yeremia 15:18b)
Bacaan Alkitab Setahun:
Roma 11-13
Di Palestina banyak sungai bergantung musim. Berair, setelah musim dingin ketika salju mulai meleleh. Tetapi pada musim panas, tak berair sama sekali. Lekuk-lekuk sungai seperti itu jika diikuti alirannya tiba-tiba berujung di dasar sungai yang amat kering. Sebutannya ialah “sungai yang curang”. Tak bisa dipercayai bahwa selalu akan ada airnya.
Kesepian bersumber dari perasaan tertolak. Yeremia sedang mengalami penolakan hebat. Meskipun ia merasa telah berbuat maksimal bagi Tuhan, bangsanya mengabaikan pesannya dan malah memusuhinya (ay. 10-11). Penolakan manusia membuat iman Yeremia goncang lalu menuduh Tuhan seperti “sungai yang curang”. Tuhan mengajak Yeremia untuk kembali pada panggilan sebagai nabi-Nya (ay. 19). Nabi melakukan sesuatu untuk Tuhan, bukan manusia. Supaya menjadi seperti “tembok berkubu” yang tak mudah goyah (ay. 20), nabi harus berpegang pada kesetiaan Tuhan, bukan mencari penerimaan manusia yang mudah berubah dan tak dapat diandalkan.
Apakah kesepian menderamu karena tak mendapat sambutan manusia seperti yang kauharapkan, padahal engkau melakukan kebaikan? Anda tidak bersendiri. Waspadailah rasa sepi itu sebab kita bisa digiringnya untuk meragukan Tuhan. Bunda Teresa pernah berucap, “Walau dirimu sudah memberikan yang terbaik, manusia tak pernah menganggapnya cukup; kendati demikian tetaplah berikan yang terbaik, sebab pada akhirnya kelak kau akan berhadapan dengan Tuhan, bukan dengan mereka.”
APA PUN JUGA YANG KAMU PERBUAT, PERBUATLAH DENGAN SEGENAP HATIMU
SEPERTI UNTUK TUHAN DAN BUKAN UNTUK MANUSIA.—Kolose 3:23