Pembacaan : Amsal 19
Bacaan Alkitab Satu Tahun : Roma 11-13
Kemarahan raja adalah seperti raung singa muda, tetapi kebaikannya seperti embun yang turun ke atas rumput… Kegentaran yang datang dari raja adalah seperti raung singa muda, siapa membangkitkan marahnya membahayakan dirinya. (Amsal 19:12, 20:2)
BIJAKSANA, BUKAN MENJILAT. Kedua Amsal ini memberikan nasihat kepada orang-orang yang terlibat dengan orang-orang berkuasa. Ketika orang-orang hebat marah, kemarahan mereka tentu saja menimbulkan ketakutan. Ayat-ayat ini tidak memberi tahu kita apakah kemarahan itu bisa dibenarkan atau tidak. Sebaliknya, ayat-ayat ini memperingatkan kita untuk menunjukkan rasa hormat, menyadari betapa besarnya kekuatan orang baik bila mereka bisa ditenangkan. Kebaikan mereka bagaikan embun di atas rumput, dan embun pagi di tanah gersang memberi kehidupan.
Namun pada akhirnya, Amsal menekankan integritas dan pengungkapan kebenaran yang artinya kita dipanggil untuk tidak menjadi penjilat mereka yang berkuasa. Kita tidak boleh menjual jiwa kita demi mendapatkan kebaikan dari mereka. Yesus, meskipun lemah lembut di hadapan mereka (Yesaya 53:7), tidak memberitahukan kepada penguasa apa yang ingin mereka dengar, dan mereka membunuh-Nya. Ketika orang percaya menyampaikan kebenaran kepada penguasa, mereka harus melakukannya dengan hormat tetapi tanpa kompromi (Daniel 3:16–18). Banyak orang yang terlalu meninggikan diri atau sebaliknya terlalu merendahkan diri untuk bisa berhubungan baik dengan orang yang berkuasa. Tapi orang bijak bisa melakukannya tanpa terlalu menyombongkan diri atau meremehkan diri.
Pernahkah Anda melihat contoh orang yang terlalu menyombongkan diri atau terlalu menjilat mereka yang berkuasa? Manakah dari dua kesalahan tersebut yang paling rentan Anda lakukan?
Doa: Tuhan, ketika Daniel berbicara kepada raja, dia benar-benar sedih karena kejahatan yang dilakukan raja (Daniel 4:19), tetapi tetap menyarankan raja untuk bertobat dan berhenti menindas orang miskin (Daniel 4:27). Betapa jarang kami melihat kasih yang tulus kepada penindas—dan keberanian untuk mengungkapkan kebenaran sekaligus. Tuhan, bangunlah dua karakter ini dalam diriku. Amin.