Pembacaan : Amsal 21

Bacaan Alkitab Setahun : 2 Tawarikh 7-9

 

Melakukan keadilan adalah kesukaan bagi orang benar, tetapi menakutkan orang yang berbuat jahat….Orang yang suka bersenang-senang akan berkekurangan, orang yang gemar kepada minyak dan anggur tidak akan menjadi kaya…. Harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang bebal memboroskannya. (Amsal 21:15,17,20)

 

PECINTA KESENANGAN. Konsumsi anggur dan minyak zaitun dalam konteks perayaan atau pesta dapat dianggap baik. Referensi kepada Mazmur 104:15 mengindikasikan bahwa anggur menggembirakan hati manusia, dan minyak zaitun adalah simbol berkat atau kebaikan. Namun, jika cinta atau keinginan akan sensasi fisik yang menyenangkan menjadi dominan, itu dapat menjadi dosa yang disebut "kerakusan".Dalam konteks ini, kerakusan tidak hanya merujuk pada makan berlebihan, tetapi juga mengacu pada ketidakmampuan untuk menahan kepuasan atau keinginan segera.. “Kerakusan menawarkan tarian, makan, olahraga, dan berpindah dengan sangat cepat dari satu tempat ke tempat lain, berhenti di tempat-tempat menarik.” Kerakusan dapat menyebabkan kecanduan secara literal terhadap makanan, minuman, atau obat-obatan, hingga mengkonsumsinya, tetapi bahkan jika tidak pun, roh kerakusan selalu muncul dalam berbagai cara.

 

Orang bijak menemukan kebahagiaan mereka dalam keadilan daripada kenikmatan inderawi (Amsal 21:15). Memang, melakukan keadilan seringkali mengharuskan seseorang mengorbankan kenyamanan dan kesenangan. Misalnya, memberi dengan murah hati kepada orang miskin membuat Anda kehilangan kekayaan, yang bisa memberikan kenyamanan fisik. Namun ada kebahagiaan yang lebih dalam yang merupakan hasil dari kekurangan demi Allah dan sesama. Kesalahan besar kerakusan adalah mencari kebahagiaan secara langsung daripada sebagai akibat dari hidup secara bertanggung jawab. “Orang yang mengejar kesenangan akan mencari sukacitanya, dan menemukan kemiskinan.”

 

Berikan contoh bagaimana mengorbankan kesenangan langsung mengarah pada kepuasan dan kebahagiaan yang lebih besar.

 

Doa: Tuhan, belum pernah ada masyarakat seperti saat ini, di mana kekuatan media, pemasaran, dan budaya yang kuat mendesakku untuk memuaskan keinginanku akan kenyamanan dan kesenangan. Tuhan bantu aku untuk bisa hidup sederhana seperti diri-Mu, seperti yang terlihat dari satu-satunya harta yang Engkau bawa saat meninggalkan dunia, yaitu jubah-Mu. Buatlah aku bijaksana, tidak menikmati kesulitan orang lain untuk kepentingannya sendiri dan mampukan menghindari kesenangan yang harus dihindari. Amin.