EFEK PUSARAN DOSA
Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: "Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.” 2 Samuel 11:2-3
Pertama, Daud sendirian. Ini mungkin tampak seperti detail kecil, tetapi 2 Samuel 11:1 menyingkapkan bagaimana itu adalah "waktu raja-raja biasanya maju berperang,"—tetapi Daud, alih-alih memimpin orang-orangnya, malah mengutus Yoab untuk berperang menggantikannya. Jadi, alih-alih memenuhi perannya sebagai raja, Daud sendirian di atap rumahnya.
Dari atap, Daud melihat seorang wanita yang sangat cantik sedang mandi. Dia mungkin melihat Batsyeba secara tidak sengaja, tetapi dia dapat mencegah dirinya untuk tidak menatapnya. Masalahnya bukanlah bahwa dia tidak sengaja melihatnya sekilas; masalahnya adalah dia mulai menatap. Mata adalah titik masuk godaan, dan itulah yang dialami Daud.
Namun, Daud tidak hanya melihat; dia juga mengutus. Setelah melihat Batsyeba, dia mulai memikirkan wanita itu. Dia dapat menyingkirkan pikiran itu dan mengakhiri dosanya saat itu juga. Namun, setelah gagal pada titik ini, pikirannya mengarah pada tindakan, dan dia mencari informasi tentang wanita itu. Dia mengetahui bahwa wanita itu adalah Batsyeba, istri salah satu prajurit terhebatnya. Kenyataan bahwa Batsyeba menikah dengan Uria seharusnya mengakhiri masalah itu. Dia mengetahui perintah Allah: “Jangan berzinah” (Kel. 20:14). Namun, hal ini pun tidak menghentikannya! Ketika hawa nafsu mencengkeram, hati nurani memudar, dan akal sehat pun lenyap. Maka, "Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia" (2Sam. 11:4). Tidak ada kesan bahwa wanita itu diberi pilihan.
Narasi ini seharusnya menjadi peringatan besar bagi kita semua. Paulus memperingatkan jemaat Korintus, "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" (1Kor. 10:12). Jika Daud, seorang pria yang sangat dikasihi Allah, dapat jatuh seperti ini, maka kita tidak boleh berpikir bahwa kita kebal. Rasa puas diri sering kali menjadi sumber dosa. Jika Daud telah berhati-hati, dia akan memimpin anak buahnya berperang. Dia akan mengalihkan pandangannya. Dia akan menghentikan pikirannya. Dia tidak akan menyalahgunakan kekuasaannya untuk tidur dengan Batsyeba. Allah telah berjanji bahwa “pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya” (1Kor. 10:13). Dan Dia memberi Daud banyak kesempatan untuk berhenti. Tragisnya adalah Daud tidak mengambil satu pun dari kesempatan itu.
Seperti Daud, Anda akan dicobai dalam hidup ini—tetapi Allah telah berjanji bahwa akan selalu ada jalan keluar. Godaan apa yang sedang Anda hadapi saat ini? Bersyukurlah kepada Allah atas kesetiaan-Nya. Berdoalah agar Dia memberi Anda kekuatan untuk menanggung godaan dan menghindari efek spiral dosa yang semakin memburuk. Berhati-hatilah.
Refleksi
Bacalah 1 Korintus 10:12-14 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Raja-raja 4 – 6 ; Matius 12: 22-50