ORANG BERDOSA, TETAPI DIAMPUNI

Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. 2 Samuel 11:4

 

Perselingkuhan Daud dengan Batsyeba adalah salah satu momen paling mengerikan dalam Perjanjian Lama. Ini adalah kisah tentang hawa nafsu yang tak terkendali, perzinaan, pengkhianatan, dan pembunuhan. Mungkin kita lebih suka untuk tidak memikirkannya—tetapi Alkitab tidak menutup mata terhadapnya. Kita sebenarnya diberi tahu lebih banyak hal daripada yang ingin kita ketahui tentang Daud—dan lebih banyak hal daripada yang ingin kita hadapi tentang diri kita sendiri.

 

Daud adalah raja Israel yang besar. Sebagian besar hidupnya, dia adalah seorang teladan karakter yang luar biasa. Dia telah membangun reputasi yang luar biasa dengan mengalahkan musuh-musuh Allah, menunjukkan kebaikan kepada mereka yang tidak pantas menerimanya, dan memerintah dengan adil. Di 2 Samuel 11, Daud berada di puncak kekuasaannya. Dia mampu memerintah dan mengendalikan setiap orang dan segala sesuatu, tampaknya—kecuali dirinya sendiri. Maka dia menggunakan—bahkan menyalahgunakan—kekuasaannya untuk memaksa seorang wanita untuk membatalkan ikrar pernikahannya, dan juga membatalkan ikrarnya sendiri, dan kemudian menyebabkan seorang pria kehilangan nyawanya (ay. 14-15).

Namun, bahkan dengan kegagalan besar ini, Daud tetap menjadi pilihan Allah. Nabi Samuel telah diutus oleh Allah dengan instruksi, “Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku” (1Sam. 16:1). Daud adalah raja yang ditunjuk Allah—dan tetap demikian. Janji-janji Allah telah diberikan kepadanya, dan melalui dia tujuan-tujuan Allah bagi umat-Nya sedang ditetapkan. Dosa Daud yang keji tidak mengubah hal itu.

 

Apakah mungkin tujuan Allah dalam sejarah dapat tercapai melalui orang ini? Ya. Tuhan Yesus, satu-satunya orang dalam sejarah yang memiliki pengendalian diri yang sempurna, yang selalu melindungi wanita, dan yang datang untuk membawa kehidupan, adalah keturunan Daud, yang hebat, yang penuh kesalahan, dan yang bertobat. Jadi, kisah Daud mengajarkan kita bahwa kasih karunia Allah menang bahkan atas kegagalan terbesar. Allah tidak hanya menggunakan mereka yang tidak bercacat secara moral—karena, selain Putra-Nya sendiri, tidak ada manusia yang sesuai dengan gambaran itu. Bahkan, Allah memakai orang yang sangat berdosa seperti Daud; Dia memakai orang-orang yang sangat berdosa seperti saya dan Anda.

 

Mungkin Anda, seperti Daud pada akhirnya, sangat menyadari dosa-dosa Anda, dan Anda bertanya-tanya apakah Anda terlalu kotor untuk diampuni atau dipakai oleh Allah. Yakinlah dan berbesar hatilah. Meskipun dosa-dosa Anda memiliki konsekuensi nyata, dosa-dosa itu sama sekali tidak mampu menempatkan Anda di luar jangkauan kasih karunia Allah. Tidak ada yang bisa. Tidak ada seorang pun yang tidak membutuhkan pengampunan-Nya dan tidak ada seorang pun yang berada di luar jangkauan pengampunan-Nya. Darah Kristus membersihkan bahkan noda yang paling dalam, asalkan Anda merendahkan diri dan bertobat. Dan, dibersihkan oleh darah itu, sebagai orang berdosa yang bertobat, Anda berada di tempat di mana Allah senang bekerja di dalam dan melalui Anda—bukan untuk kemuliaan Anda tetapi untuk kemuliaan-Nya.

 

Refleksi

Bacalah 1 Timotius 1:12-17 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

 

  1. Pola pikir apa yang harus saya ubah?
  2. Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  3. Apa yang bisa saya terapkan hari ini?

 

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Raja-raja 7–9Matius 13:1-30