Baca: Matius 20:1-16
“Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?” (Matius 20:15b)

Bacaan Alkitab Setahun: 
Yeremia 34-36



Perbuatan manusia dapat dibedakan menjadi tiga jenis. Pertama, itu dilakukannya karena keinginan atau nafsu belaka. Kedua, itu dilakukannya karena mengutamakan kewajiban. Ketiga, itu dilakukannya sebagai buah dari niat yang luhur; bukan sesuatu yang wajib namun dilakukan dengan tulus sebagai bonus. Yang pertama melahirkan kekacauan dan bencana. Yang kedua melahirkan ketertiban dan peradaban. Yang terakhir adalah tindakan yang paling berkualitas, namanya keluhuran. 

Yang dilakukan si tuan pemilik kebun anggur dalam parabel Tuhan Yesus adalah perbuatan melampaui keharusan. Yang wajib telah dipenuhinya. Kesepakatan upah sedinar sehari dipatuhinya (ay. 2, 13). Tak ada kewajiban untuk dirinya mencari para penganggur sejak dini hingga petang hari (ay. 1, 6), namun itu dilakukannya. Setelah semua itu, ia juga memberi upah sedinar bagi mereka yang hanya bekerja beberapa jam. Itu namanya melampaui yang wajib, ia memberikan bonus. Itulah kemurahan hati. Perbuatan luhur. Siapa yang akan menyalahkannya? 

Ternyata ada juga. Yaitu mereka yang terikat iri hati. Yang matanya tidak bisa terpesona oleh betapa berlimpahnya bonus kemurahan hati Tuhan atas diri dan kehidupannya. Sebaliknya gemar melirik kiri dan kanan seraya mengukur berkat yang diterima sesamanya dengan sirik dan panas hati. Sayang sekali! Sebab barangsiapa sibuk iri hati pasti gagal melihat keluhuran cinta Tuhan apalagi berbagi kepada sesama dengan murah hati. Semoga orang itu bukan kita.

 

TATKALA KEWAJIBAN SELESAI, CINTA KASIH BARULAH DIMULAI.