Baca: Efesus 4:11-16
… kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. (Efesus 4:13b)
Bacaan Alkitab Setahun:
Wahyu 3-5
Di malam Natal, anak-anak di banyak negara biasa menyiapkan kaus kaki Natal (berupa kantung berbentuk kaus kaki), dan menggantungkannya di kaki tempat tidur, gantungan baju, atau pohon Natal. Mereka akan sangat bersyukur jika esok pagi, saat mereka bangun, kaus kaki Natal itu telah berisi hadiah-hadiah.
Teringat hal itu, G.K. Chesterton, seorang penulis terkenal dari Inggris, bertanya, “When we were children, we were grateful to those who filled our stockings at Christmas time. Why are we not grateful to God for filling our stockings with legs?” Saat kita kecil, kita berterima kasih kepada mereka yang mengisi kaus kaki Natal kita. Mengapa sekarang kita tidak bersyukur kepada Tuhan yang mengisi kaus kaki kita dengan kaki kita?
Kedewasaan iman ditandai oleh “tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus” (ay. 13). Makin tinggi usia seseorang, makin erat relasinya dengan Tuhan, makin jelas ia melihat karya-Nya, makin besar syukurnya kepada-Nya. Begitulah seharusnya. Tetapi, seperti yang Chesterton lihat, “tingkat pertumbuhan yang sesuai” itu tak selalu terjadi. Apa yang seharusnya terjadi tak selalu sungguh terjadi, karena yang terjadi justru yang tidak seharusnya. Usia kita bertambah, namun sulit mengakui berkat Tuhan. Makin dewasa, namun makin sukar bersyukur. Tumbuh subur secara jasmani, namun kerdil dan gersang secara rohani.
Bagi Chesterton, seperti nyata pada pertanyaannya, itu adalah persoalan yang sangat serius. Adakah kita juga bergumul dengan itu?
KITA MAKIN DEWASA, TETAPI KITA MAKIN SUKAR BERSYUKUR.
SECARA JASMANI KITA TUMBUH SUBUR, TETAPI SECARA ROHANI KERDIL DAN GERSANG.