MENYERAHKAN SEMUA KEKUATIRAN KITA

Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. 1 Petrus 5:6-7

 

Kecemasan dapat muncul pada saat-saat yang tidak kita duga dan dengan cepat menguasai kita. Atau dia bisa saja datang tanpa diunadng dan menetap dalam hidup kita. Sebagian kecil orang tidak mengalaminya; masalahnya mungkin berbeda, dan mungkin dipicu oleh keadaan yang berbeda, tetapi kejadiannya sendiri sangat umum terjadi.

 

Ketika menghadapi kecemasan, kita sering mencoba mengabaikannya dengan mengalihkan pikiran kita: “Aku dengarkan musik saja. Aku jalan-jalan saja. Aku lari saja. Aku melakukan sesuatu… pokoknya aku kabur!”

 

Namun, perhatikan bahwa dalam ayat ini, Petrus tidak mengatakan bahwa kita harus menyangkal, mengabaikan, atau lari dari kekhawatiran. Sebaliknya, kita harusnya “Serahkanlah segala kekuatiran [kita] kepada-Nya”. Kata Yunani untuk “menyerahkan” di sini adalah kata kerja yang tegas dan penuh semangat. Ini bisa digunakan untuk menggambarkan membuang sekantong sampah. Kita tidak berusaha keras untuk memindahkannya; kita cukup mengambilnya dan membuangnya ke tempat sampah. Demikian pula, daripada menjalani hari-hari kita dengan tertekan oleh beban kekhawatiran, kita melemparkannya kepada Tuhan.

 

Untuk melakukan hal ini kita harus melepaskan harga diri kita—keinginan untuk mengendalikan dan menang atas keadaan. Sikap rendah hatilah yang memampukan kita untuk menyerahkan kekhawatiran kita kepada Allah: kehadiran kerendahan hati menyebabkan hilangnya kekhawatiran. Ketika kita mencoba untuk bertindak sendiri, kita menunjukkan tidak adanya kerendahan hati; kita lebih memikirkan diri sendiri dibandingkan Bapa surgawi kita, atau kita lebih bertekad untuk menentukan arah kita sendiri daripada menyerahkannya kepada-Nya.

 

Akan selalu ada keadaan yang membuat kita cemas. Namun, Petrus tidak membahas keadaan tertentu; sebaliknya, dia membahas kecemasan yang diakibatkan oleh keadaan tersebut. Kecemasan adalah apa yang kita serahkan kepada Tuhan, dengan melakukan apa yang Alkitab katakan: merendahkan diri kita di bawah tangan Allah, sambil berkata, “Bapaku tahu yang terbaik. Dia peduli padaku lebih daripada aku bisa merawat diriku sendiri.” Ketika kekhawatiran membebani, kita dapat menolak untuk dibebani oleh kekhawatiran tersebut dengan mengingat kesediaan Tuhan untuk membantu.

 

Anda mungkin berjuang melewati hari ini, bertanya-tanya bagaimana Anda bisa melewati hari esok. Mungkin sudah lama sekali Anda tidak berlutut di samping tempat tidur dan benar-benar menyerahkan beban Anda kepada satu-satunya yang mampu memikulnya sambil berkata, “Ya Tuhan, aku tidak bisa menjalani hidup dengan beban di punggungku ini. Ambillah. Itu milikmu."

 

Jika itu Anda, jangan ragu lagi. Serahkan kekhawatiran Anda ke dalam pelukan penuh kasih Bapa surgawi Anda dan rasakan kebebasan dan kedamaian yang hanya dapat Dia sediakan.

 

 

Refleksi

Bacalah Lukas 12:22-34 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

Bacaan Alkitab Satu Tahun : 2 Raja-raja 7 – 9Matius 13: 1 - 30

Truth For Life – Alistair Beg