PERSIAPAN UNTUK KEMATIAN

Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya." Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” Yohanes 11:21-26

 

Tidak satu pin dari kita tahu apa yang akan terjadi suatu hari nanti. Memang benar, kita semua hidup dalam ketidakpastian; kita tidak bisa bersiap menghadapi setiap cobaan yang menghadang kita. Faktanya, sama seperti yang sering dikatakan, satu-satunya kepastian dalam hidup adalah bahwa kehidupan itu akan berakhir. Kita hidup di dunia yang telah jatuh dalam dosa, dan kita tahu “upah dosa ialah maut” (Roma 6:23). Oleh karena itu, kematian adalah suatu kenyataan yang harus kita persiapkan.

 

Pemikiran apa pun tentang kematian tanpa memperhatikan kata-kata Yesus dengan cermat adalah pemikiran yang tidak lengkap. Maka, awal yang baik adalah instruksi tegas yang diberikan Yesus tepat setelah Lazarus, sahabat-Nya, meninggal.

 

Tentu saja, kedua saudara perempuan Lazarus yang berkabung sangat prihatin dengan apa yang menimpa saudara laki-laki mereka. Sebagai tanggapan, Yesus berkata bahwa Lazarus akan bangkit kembali. Marta, yang tidak sepenuhnya memahami pernyataan ini, berkata, “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.” Pada saat itu, Yesus melanjutkan percakapan satu langkah lebih jauh dengan berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup.” Dan kemudian datanglah tantangan bagi Marta: “Percayakah engkau akan hal ini?”

 

Jawaban Anda atas pertanyaan itu memengaruhi cara Anda hidup dan cara Anda menghadapi kematian. Yesus tidak hanya menaklukkan kematian tetapi juga memberikan jalan bagi Anda untuk menaklukkan kematian juga. Meskipun kondisi fisik Anda akan mengecewakan Anda, ketika Anda percaya Yesus adalah kebangkitan dan kehidupan, kematian hanyalah sebuah transisi, perpindahan dari satu dunia ke dunia lainnya.

 

Salah satu tantangan yang dihadapi orang-orang percaya sehubungan dengan kematian bukan sekadar mempersiapkan diri untuk menghadapinya, tetapi juga belajar bagaimana membantu orang lain menghadapinya. Tidak peduli situasinya, kata-kata Yesus memberikan dasar bagi nasihat yang penuh kasih. Kita harus berbicara secara Alkitabiah dan jujur, menjelaskan realitas kekekalan dan harapan yang terdapat di dalam Dia. Perkataan kita, yang mencerminkan perkataan Kristus, tidak boleh tiba-tiba atau tidak berperasaan tetapi penuh dengan hikmat dan kasih karunia.

 

Anda tidak dapat mengetahui cara hidup sampai Anda bisa menjawab bagaimana Anda akan mati. Hari esok tidak dijanjikan kepada siapa pun di antara kita, tetapi kekekalan dijamin bagi setiap pengikut Dia yang adalah kebangkitan dan kehidupan. Anda dapat mempersiapkan diri sendiri—dan teman-teman serta orang-orang yang Anda kasihi—untuk menghadapi hari kematian dengan ketenangan dan keyakinan alih-alih dengan rasa takut dan ketidakpastian dengan memegang erat kata-kata ini: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.” Ya, kami percaya ini.

 

Refleksi

Bacalah Yohanes 11:1-44 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

Bacaan Alkitab Satu Tahun : 2 Raja-raja 10 - 11Matius 13 : 31 – 58

Truth For Life – Alistair Beg