Pembacaan : Mazmur 143
Bacaan Alkitab Setahun :
Mikha 1 - 7
Apa yang memenuhi pikiran Anda, mengendalikan pikiran Anda dan mendominasi keinginan hati Anda. Di luar momen-momen yang disengaja dalam ibadah umum atau pribadi, apa yang menjadi perenungan pribadi Anda? Apa yang mendominasi perenungan Anda membentuk cara Anda memandang diri sendiri, kehidupan, dan Allah, dan pandangan Anda tentang hal-hal itu membentuk pilihan yang Anda buat dan tindakan yang Anda ambil.
Apakah perenungan Anda dikuasai oleh:
Anda mungkin berpikir: “Paul, apa yang harus saya lakukan dengan hal-hal ini? Bagaimana saya harus merespons?” Nah, salah satu tema dari renungan ini adalah bahwa iman Alkitabiah—yaitu, iman yang benar akan keberadaan, kehadiran, janji, dan ketentuan Allah—tidak pernah mengharuskan Anda untuk menyangkal kenyataan dengan cara apa pun. Iman Alkitabiah bukan mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa segala sesuatunya lebih baik daripada yang sebenarnya. Iman Alkitabiah bukan berusaha membuat diri Anda merasa baik tentang apa yang tidak baik. Iman Alkitabiah menghadapi kenyataan dan tidak gentar.
Di sisi lain, ada perbedaan penting antara menghadapi kenyataan sulit dan membiarkan kenyataan itu mendominasi perenungan hati Anda (lihat nasihat Allah kepada Yosua, Yosua 1:1-9). Inilah yang dilakukan oleh iman Alkitabiah: ia menguji realitas, tetapi menjadikan Tuhan sebagai perenungannya. Hanya ketika Anda melihat kehidupan melalui jendela kemuliaan Dia yang telah menjadi sumber perenungan Anda, Anda melihat kenyataan secara akurat. Semakin Anda merenungkan masalah Anda, semakin besar dan semakin sulit untuk diatasi. Merenungkan Allah di tengah-tengah kesulitan mengingatkan Anda sekali lagi bahwa Allah yang dengan anugerah-Nya telah menghubungkan Anda adalah Allah yang penuh keagunagan dan kemuliaan. Dia jauh lebih besar daripada masalah apa pun yang pernah Anda alami. Tanggapan Anda dibentuk oleh kemuliaan-Nya dan bukan oleh ukuran masalah Anda yang terlihat.
Keputusasaan lebih berfokus pada kejayaan ciptaan yang rusak daripada pada pemulihan keagungan karakter, kehadiran, dan janji Allah.