Pembacaan : Lukas 15 : 11 - 32

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Yunus 1 - 4

 

Ini adalah hal yang merendahkan hati tetapi penting untuk diakui—Anda dan saya sama sekali tidak memiliki banyak peran dalam hubungan dengan Allah dan pertumbuhan dalam anugerah yang bisa kita sombongkan. Faktanya setiap hari adalah kita menunjukkan bukti bahwa kita masih membutuhkan kasih karunia itu setiap hari. Kenyataannya adalah jika kita mengikuti Yesus selama seribu tahun, kita akan membutuhkan kasih karunia-Nya sebanyak hari pertama kita percaya kepada-Nya.

Dia adalah matahari yang memberi kita cahaya. Dia adalah tempat perlindungan di mana kita bisa bersembunyi. Dia adalah air yang memelihara kita dan roti yang kita memberi makan. Dia adalah batu karang yang kokoh di mana kita berdiri. Dia adalah Kapten yang membela kita melawan musuh. Dia adalah hikmat, yang memberkati kita dengan wawasan kebenaran. Dia adalah Anak Domba yang menanggung hukuman atas dosa kita. Dia adalah Imam Besar yang setiap hari membawa kesalahan kita kepada Bapa. Dia adalah teman setia yang tidak akan meninggalkan kita bahkan di saat-saat terburuk kita. Dia adalah Pemberi yang memberkati kita dengan kekayaan rohani yang tidak pernah bisa kita peroleh. Dialah yang membuat kita sadar akan dosa kita dan membawa keyakinan ke dalam hati kita. Dia adalah Gembala yang mencari kita ketika kita tersesat dan terhilang, dan membawa kita kembali kepada pelukan-Nya. Tak satu pun dari tindakan ini adalah sesuatu yang “mewah” bagi kita. Semua itu adalah bahan penting dari kehidupan rohani kita, namun itu bukanlah hal-hal yang dapat kita sediakan untuk diri kita sendiri. Kita seperti bayi, tidak mampu memenuhi kebutuhan sendiri dan sepenuhnya bergantung pada kasih Bapa kita untuk hidup, berkat, dan kesehatan.

Pikiran tentang kebenaran independen adalah delusi besar. Menyombongkan apa yang hanya dapat dihasilkan oleh anugerah adalah puncak kesombongan rohani. Berpikir bahwa anugerah yang dulu Anda butuhkan tidak lagi penting adalah resep untuk bencana. Tanpa kesabaran, pengampunan, penyelamatan, penyediaan, anugerah-Nya yang mentransformasi, dan membebaskan, kita tidak akan memiliki harapan rohani apa pun. Kita tidak mandiri secara rohani dalam hal apa pun. Hal sebaliknya justru benar. Sama seperti pada saat pertama kita percaya, kita selalu sepenuhnya bergantung pada kasih karunia Juruselamat untuk setiap kebutuhan rohani. Kita tidak bisa melakukannya sendiri. Kita tidak bisa menghasilkan buah karena kebenaran dan kekuatan kita sendiri. Tidak ada hal baik yang kita miliki yang belum kita terima dari tangan kasih karunia Allah.

Jadi tidak ada alasan untuk menyombongkan diri. Tidak ada yang bisa kita hargai. Segala puji, hormat, penyembahan, dan pengabdian hanya untuk Allah dan Allah saja. Dia mencari kita. Dia melahirkan kita. Dia menopang kita. Dia mendewasakan kita. Dia melindungi kita. Dan Dia akhirnya akan membebaskan kita. Bagi-Nya kemuliaan. Amin.

 

Kita tersesat. Allah mengejar dan mendamaikan. Kita tersandung dan jatuh.

Allah mengampuni dan memulihkan. Kita menjadi letih dan lelah.

Allah menguatkan kita dengan kasih karunia-Nya.