JURUSELAMAT YANG SABAR

Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"      Markus 4:38-40

 

Ketika badai mengamuk dan para murid ketakutan, Yesus tidak hanya menunjukkan kedamaian namun juga kesabaran dalam menanggapi mereka.

 

Mereka menuduh Dia tidak peduli bahwa mereka akan binasa. Namun teguran-Nya bukan ditujukan kepada mereka, melainkan kepada angin dan ombak. Itu luar biasa! Tidak ada guru yang memiliki murid yang lambat belajar seperti Yesus—namun tidak ada murid lain yang pernah memiliki guru yang begitu sabar dan pemaaf seperti Yesus.

 

Meskipun kesabaran Yesus ditunjukkan dalam kisah ini, hal itu tidak hanya terjadi pada kisah ini saja; tetapi sepanjang pelayanan-Nya, Dia secara konsisten menunjukkan kesabaran dalam menanggapi perasaan dan kegagalan murid-murid-Nya. Dalam Markus 6, setelah Yesus memberi makan 5.000 orang dengan lima potong roti dan dua ikan, para murid meragukan Dia ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, namun Dia dengan penuh kasih menjawab, "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" (6:50). Belakangan, Yesus berulang kali memberikan instruksi kepada mereka mengenai perlunya dan tujuan kematian-Nya, meskipun mereka kurang rendah hati dan pengertian (8:31-33; 9:30-32; 10:32-34). Begitu Dia bangkit, Dia bahkan tidak menegur para murid karena terkejut dengan kebangkitan yang telah Dia nubuatkan. Sebaliknya, Dia dengan sukacita dan tenang mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menggugah pikiran dan mengungkapkan identitas-Nya yang sebenarnya kepada mereka.

 

Sama seperti para murid, iman kita juga lemah. Jika kita bersama mereka, kita juga mungkin akan ketakutan dan menyuarakan keraguan dan tuduhan kepada Yesus. Namun hingga saat ini, Kristus menunjukkan kesabaran menghadapi ketakutan dan keraguan kita. Dia tidak menolak kita karena ketidakpercayaan sesaat. Dia tidak mengabaikan kita karena kita pengecut. Tidak ada guru seperti Dia. Oleh karena itu, sebagai penerima kesabaran Kristus, marilah kita meneruskan kesabaran yang sama kepada sesama. Jika Anda adalah orang tua, pelatih, manajer, pemimpin pelayanan, guru, atau sekadar teman, ingatlah teladan Yesus. Jika kita ingin Allah menoleransi iman kita yang goyah, maka kita juga harus menunjukkan kesabaran-Nya kepada orang lain, dan kepada diri kita sendiri.

 

Namun yang terpenting, kita tidak dipanggil untuk mengikuti teladan Yesus tetapi untuk menikmati kesempurnaan-Nya. Kesabaran-Nya tidak akan gagal. Dia tidak pernah mengabaikan atau meninggalkan orang-orang yang berada dalam pemeliharaan-Nya. Dosa-dosa dan pergumulan Anda tidak dapat membuat-Nya lepas kendali. Dia akan bersabar denganAnda hari ini. Dialah Juruselamat Anda, Penebus Anda, Guru Anda yang selalu sabar—Dialah Yesus.

 

 

Refleksi

Bacalah Keluaran 33:18 – 34:8 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

 

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Mazmur 119: 89-176; 2 Korintus 5

Truth For Life – Alistair Beg