PENGARUH ORANG YANG BESAR MULUT

Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran. Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan. Titus 1:10-11

 

Hati-hatilah dengan orang yang besar mulut.

 

Gereja di Kreta terancam oleh beberapa orang dalam gereja yang memberontak. Mereka terlihat seolah-olah taat, seperti tentara yang sudah siap perang, tetapi ketika pertempuran dimulai, mereka menolak untuk taat pada komandannya.

 

Orang-orang yang tidak taat seperti itu, kata Paulus, adalah “orang yang besar mulut”. Mereka banyak berbicara tentang hal yang tidak penting, tetapi membuatnya terdengar seolah-olah itu adalah hal yang sangat penting. Mereka berusaha mengalihkan perhatian jemaat dari kebenaran firman Tuhan kepada hal-hal sepele, bahkan menipu orang supaya ikut mereka.

 

Masalahnya, ada jemaat yang mudah sekali terbujuk oleh omong kosong ini. Sama seperti pasar yang tidak bisa jalan kalau tidak ada pembeli, pengajar sesat juga tidak akan berpengaruh kalau tidak ada orang yang mau percaya. Karena itu, jemaat yang tidak mengerti kebenaran akan sangat mudah ditipu. Itulah sebabnya, kalau jemaat tidak benar-benar mengerti kebenaran dan tidak memiliki penatua yang setia seperti yang dijelaskan dalam Titus 1:5-9 untuk menjaga mereka, jemaat akan sangat rentan. Orang-orang yang muncul dari dalam gereja bisa menarik jemaat menjauh dari iman yang benar.

 

Bahaya terbesar bagi gereja sering kali tidak selalu berupa serangan gencar dari luar tubuh Kristus, melainkan dari dalam. Orang yang menyesatkan tidak akan terang-terangan berkata, “Ikutlah aku, aku meninggalkan kebenaran." Sebaliknya, mereka akan berkata, “Ikutlah aku, karena aku tahu ajaran-ajaran utama yang perlu kamu percayai. Kamu harus melakukan hal-hal ini dan menjauhi hal-hal itu.” 

 

Padahal, inti Injil sangat jelas: melalui Yesus dan karya-Nya di kayu salib, Allah sepenuhnya mengubah kehidupan anak-anak-Nya. Bersamaan dengan perubahan dalam hati kita, Dia memberi kita kebenaran firman-Nya yang tidak berubah—dan kebenaran itu sangat berharga sehingga kita perlu mendoakannya bagi gereja dan para penatua. Kebenaran itu layak dipertahankan dengan sungguh-sungguh.

 

Jadi biarlah kata-kata Paulus menjadi pengingat untuk kita waspada terhadap orang-orang yang suka menipu, menyesatkan, dan saat Anda memeriksa hati Anda sendiri. Dengarkan mereka yang kata-katanya penuh dengan kasih dan kebenaran, dan pastikan juga bahwa kata-kata Anda sendiri dipenuhi dengan kasih dan kebenaran itu juga. 

 

Refleksi

Bacalah Titus 1:5-16 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

 

  1. Pola pikir apa yang harus saya ubah?
  2. Bagaimana saya bisa lebih mengasihi Allah?
  3. Apa yang bisa saya terapkan hari ini?

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 119:89-1762 Korintus 5