MEMULIAKAN ALLAH DALAM TUBUH KITA

 

Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Filipi 1:20

 

Tubuh Anda, dan apa yang Anda lakukan dengannya, itu penting.

 

Lebih dari sekali dalam surat-suratnya, Rasul Paulus mengungkapkan kepedulian yang besar terhadap tubuh manusia. Misalnya, dia bertanya kepada jemaat di Korintus, “Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang ada di dalam dirimu, yang kamu peroleh dari Allah?” Dia kemudian melanjutkan dengan mengatakan, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah,  —  dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (1 Korintus 6:19-20). Dengan kata lain, tubuh kita adalah milik Allah yang menciptakan dan memeliharanya. Cara berpikir seperti ini merupakan inti dari teologi Paulus.

 

Paulus merasakan sukacita yang besar ketika mengetahui bahwa Yesus akan dihormati, atau ditinggikan, dengan tubuhnya. Tujuan dan doa utamanya adalah agar dalam pelayanannya ia mempunyai keberanian dan kesetiaan untuk melakukan hal ini. Bagi Paulus, meninggikan Kristus berarti meninggikan nama-Nya yang besar: memberikan kemuliaan pada-Nya. Kita melihat sikap ini diungkapkan oleh Yohanes Pembaptis, yang berkata tentang Yesus, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yohanes 3:30). Anda tidak akan pernah menemukan Paulus berusaha mengarahkan perhatian pada dirinya sendiri. Dia melihat dirinya hanya sebagai saluran menuju Kristus.

 

Oleh karena itu, tidak mengejutkan bahwa ketika dia ingin mengukuhkan kredibilitasnya sebagai seorang rasul, Paulus tidak berkata, “janganlah ada orang yang menyusahkan aku” hanya karena dia adalah seorang rasul yang perkasa atau karena dia dipakai oleh Allah untuk memberitakan Injil. Sebaliknya dia berkata, “janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus” (Galatia 6:17, penekanan ditambahkan). Melalui tubuhnya, komitmennya terungkap. Dia semakin sering dianiaya karena pengabdiannya kepada Kristus. Dia akhirnya menjemput kematian dengan penuh luka, penganiayaan, dan cacat—tetapi melalui pencobaan yang dialaminya, seruannya tetap terdengar, “Aku akan bersukacita.”

 

Allah adalah Tuhan atas seluruh hidup Paulus: tubuhnya, waktunya, totalitasnya. Hanya itu yang bisa memberinya sukacita. Hanya itulah yang bisa memberi kita sukacita.

 

Intinya adalah Anda bukanlah milik Anda sendiri. Tidak ada yang Anda miliki adalah milik Anda. Segala sesuatu adalah penatalayanan, baik yang diberikan Allah banyak maupun sedikit. Anda milik Allah, Pencipta Anda dan Penebus Anda. Suatu saat nanti, Dia akan membangkitkan kita dengan tubuh kemuliaan yang tidak bisa binasa (1 Korintus 15:42-44, 51-54). Untuk saat ini, dalam hidup ini Dia memanggil kita untuk melayani Dia dalam tubuh ini. Maka dalam segala hal yang Anda lakukan dengan tubuh Anda, biarlah tubuh Anda menjadi persembahan yang dengan senang hati Anda persembahkan di hadapan Allah.

 

Refleksi

Bacalah 1 Korintus 6:12-20 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

 

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Pengkotbah 10 – 12; Wahyu 13

Truth For Life – Alistair Beg