Pembacaan :  Yesaya 1: 10 - 20

Bacaan Alkitab Setahun:  Keluaran 26-28

 

 

 

Allah tidak pernah kehilangan kesabaran. Ketika mendengar kata kemarahan, kita biasanya membayangkan seseorang kehilangan kesabaran. Tapi itu tidak akan pernah menjadi gambaran murka Allah. Sebaliknya, ketika Dia mengungkapkan murka-Nya, dia membiarkan murka-Nya menyusut (Keluaran 32:9-10, 14). Dia mengundang umat-Nya untuk kembali dan berunding dengan-Nya (Yesaya 1:18), dan Dia dapat dengan cepat dibujuk untuk berbalik dari murka-Nya. Untuk saat ini, Allah telah memilih untuk membatasi murka-Nya. “Dalam murka yang meluap, Aku menyembunyikan wajah-Ku darimu untuk sesaat. Akan tetapi, dengan kebaikan yang kekal Aku akan berbelas kasihan kepadamu." firman TUHAN, Penebusmu” (Yesaya 54:8).

Ini terdengar indah ketika diterapkan pada kita, tetapi sepertinya Allah bisa jadi seperti hakim yang menuntut ketika berhadapan dengan musuh kita. Kita suka bila diberi belas kasihan dan berharap orang lain diberi keadilan. Berbelas kasih dan adil adalah kombinasi yang rumit. Jika Anda memikirkannya tanpa bimbingan ilahi, Anda akan mulai berpikir bahwa belas kasihan itu tidak adil dan keadilan itu tidak berbelas kasih. 

Salib akhirnya memecahkan dilema ini. Alasan Allah berbelas kasih dan sabar terhadap kita adalah karena murka-Nya yang disebabkan pemberontakan kita pada akhirnya dicurahkan kepada Yesus. Keadilan-Nya dipenuhi oleh harga yang sangat mahal dengan kematian Putra-Nya. Sementara itu, belas kasih dan kasih-Nya sepenuhnya diungkapkan kepada kita saat Dia memberi kita kehidupan sejati melalui kematian dan kebangkitan Yesus.

 

Edward T. Welch