Pembacaan : Yakobus 1 : 1 - 18

Bacaan Alkitab Setahun:  Keluaran 29-31

 

 

Sukacita dan penderitaan disatukan. Ayat berikut dituliskan dalam konteks pencobaan di padang gurun, “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun” (Yakobus 1:2–4).Pada awalnya terlihat seperti penyatuan yang mustahil, tapi Yakobus bukan satu-satunya orang yang berbicara tentang kesulitan sambil tersenyum. Ayat-ayat yang lain juga mengatakan hal yang sama, misalnya: “ Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu – yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, .... sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya” (1 Petrus 1:6–7).

Sebelum Yesus datang, orang bijak rela menanggung kesulitan karena mereka tahu Allah bersama mereka. Setelah salib semuanya berubah, termasuk perspektif tentang penderitaan. Para peziarah masih mengalami penderitaan sebanyak sebelumnya, tetapi penderitaan sekarang dipandang sebagai rasa sakit melahirkan bukan rasa sakit yang tidak bertujuan dan acak—kecelakaan belaka. Sejak Yesus datang, penderitaan adalah penebusan. Ketika kita mengingat Yesus, yang “belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya” (Ibrani 5:8), kita dapat mulai mengerti bagaimana Yakobus dapat mendorong kita untuk bersukacita di padang gurun.

Edward T. Welch