MENGAPA MEMBERI?
Kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami. 2 Korintus 9:11
Allah bukanlah pribadi yang ingin membuat hidup kita membosankan atau menyedihkan. Sebaliknya, Dia memberkati kita dengan limpah, bukan untuk kita nikmati sendiri, tetapi supaya kita bisa berbagi dengan orang lain.
Alasan mengapa Allah memberi kita semua yang kita butuhkan (dan sering kali lebih banyak!) adalah agar kita juga bisa memberi kepada orang lain. Ketika kita “diperkaya dalam segala macam kemurahan hati” kata Paulus, hal itu adalah agar “membangkitkan syukur kepada Allah.” Apa yang telah kita terima sebagai anugerah dari Allah hendaknya kita berikan sebagai anugerah dari Allah. Yakobus mengambil gagasan ini dalam bentuk yang menantang ketika dia bertanya, “Apakah gunanya,… jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan?” (Yakobus 2:14). Jawabannya jelas: Tidak ada gunanya sama sekali! Dalam memenuhi tanggung jawab kita untuk membantu mereka yang membutuhkan, kita tidak hanya memuji Allah, namun kita memberikan bukti realitas iman kita.
Tuhan tidak hanya memberikan kita berkat secara materi, tetapi juga memberikan kasih karunia-Nya supaya kita bisa menjadi orang yang murah hati. Kasih karunia ini membuat kita rela berbagi, bahkan jika itu berarti kita harus mengorbankan sesuatu yang kita miliki agar orang lain bisa diberkati.(2 Korintus 8:1-3). Dialah yang “sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan” (9:8).
Hati yang murah hati melindungi kita dari keegoisan dan keinginan untuk mengumpulkan kekayaan hanya untuk diri sendiri. Kebahagiaan sejati bukan terletak pada menimbun kekayaan untuk masa depan atau merasa aman karena punya banyak tabungan. Tuhan memanggil kita untuk berbagi berkat sekarang, supaya orang lain juga bisa menikmati kebaikan-Nya. Jika kita boleh jujur, alasan utama mengapa kita sering enggan berbagi adalah karena kita takut hidup dalam kekurangan. Namun Kitab Suci meyakinkan kita bahwa Allah yang sama, yang merawat kita sejak lahir di masa bayi, akan tetap memelihara kita di masa tua kita (lihat Yesaya 46:4).
Sukacita sejati datang ketika kita tidak diperbudak oleh harta. Merupakan hak istimewa dan tanggung jawab Anda untuk menjadi kaya dalam perbuatan dan bersemangat untuk berbagi, baik Anda diberi banyak atau hanya sedikit. Mintalah Tuhan untuk memberikan kepada kita hati yang rela dan penuh sukacita saat memberi dan ingatlah ini: sebanyak apa pun Anda memberi, Dia tetap memberi lebih banyak.
Refleksi
Bacalah 2 Korintus 9:6-15 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
Bacaaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 15-16 ; Lukas 7: 24-50
Truth For Life – Alistair Beg