Pembacaan :  Galatia 5 : 4 - 5

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Lukas 12 - 13

 

 

Saya berharap saya bisa mengatakan bahwa semua tindakan saya selalu benar, tetapi tidak. Saya berharap saya bisa mengatakan bahwa saya selalu hidup dengan fokus pada kerajaan Allah, tetapi saya tidak selalu melakukannya. Saya berharap saya dapat mengatakan bahwa semua tanggapan saya kepada orang-orang dalam hidup saya dimotivasi oleh kasih kepada Allah dan kepada mereka, tetapi ternyata tidak. Saya berharap kekaguman kepada Allah adalah motivasi utama untuk semua yang saya lakukan, tetapi seringkali tidak. Saya berharap saya bisa mengatakan bahwa saya menyukai kemuliaan Allah lebih dari saya sendiri, tetapi masih ada saat-saat ketika saya hidup sebagai pencuri kemuliaan-Nya. Saya berharap saya bisa mengatakan bahwa keegoisan dan keserakahan sudah tidak ada dalam hidup saya, tetapi ada bukti bahwa saya masih egois dan serakah. Saya berharap saya dapat mengatakan bahwa saya memiliki hati yang penuh penundukan, tetapi, sayangnya, ada kalanya saya menginginkan jalan saya sendiri. Saya berharap saya dapat mengatakan bahwa saya selalu menghasilkan buah Roh, tetapi ada kalanya saya tidak melakukannya. Saya berharap bisa mengatakan bahwa saya selalu hidup dalam hikmat Firman Allah, tetapi ada kalanya saya dengan bodohnya berpikir bahwa saya lebih pintar dari Allah.

Saya berharap saya dapat mengatakan bahwa materialisme tidak menguasai hati saya lagi, tetapi masih ada saat-saat ketika itu terjadi. Saya berharap bisa mengatakan bahwa saya selalu berada dalam kendali Allah, tetapi ada kalanya saya ingin memegang kendali. Saya berharap saya dapat mengatakan bahwa tidak pernah ada saat-saat ketika saya kesal atau tidak sabar, tetapi saya masih berjuang dengan keduanya pada berbagai kesempatan. Saya berharap saya bisa mengatakan bahwa penyembahan kepada Allah menguasai hati saya, tetapi kenyataannya adalah penyembahan berhala masih menguasai saya. Saya berharap saya dapat mengatakan bahwa saya selalu beristirahat dalam kebenaran Kristus, tetapi masih ada saat-saat ketika saya menyerah pada kesombongan dan memamerkan kebenaran diri sendiri di hadapan orang lain. Saya berharap saya dapat mengatakan bahwa saya tidak lagi mengalami peperangan rohani yang hebat, tetapi ada bukti yang jelas bahwa itu tidak terjadi.

Semua ini berarti bahwa saya menghargai anugerah yang membenarkan. Saya mensyukuri bahwa, di dalam Kristus, Allah menemukan cara untuk menjadi “benar dan juga membenarkan” (Rom. 3:26) orang-orang yang durhaka. Setiap hari saya bersyukur atas kehidupan Yesus yang sempurna. Saya bersyukur bahwa Dia menundukkan diri-Nya pada godaan dunia yang jatuh ini. Saya bersyukur bahwa di kayu salib Dia mengambil bilur-bilur saya dan menanggung rasa bersalah dan malu saya. Saya bersyukur Dia menerima penolakan Bapa-Nya. Saya bersyukur bahwa Dia bangkit dari kubur, menaklukkan kematian. Saya bersyukur bahwa kebenaran-Nya diberikan kepada saya. Saya bersyukur bahwa Dia menggenapi hukum Taurat dan memuaskan murka Bapa. Saya masih merayakan fakta bahwa saya telah diberikan penerimaan penuh, lengkap, dan kekal.

Saya merayakan anugerah pembenaran karena saya masih tidak mampu berdiri di hadapan Allah berdasarkan kebenaran saya sendiri. Saya masih jauh dari kemuliaan-Nya. Jadi saya sangat bersyukur bahwa anugerah pembenaran memastikan bahwa saya akan selamanya diterima sebagai salah satu orang benar-Nya, meskipun saya masih belum bisa memenuhi standar-Nya. Ya, hari ini saya punya alasan lagi untuk bersyukur karena anugerah yang membenarkan.

 

Allah membenarkan yang durhaka. Ini berarti benar-benar ada harapan bagi orang-orang seperti kita.