MELAWAN KEMALASAN ROHANI

Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring, maka datanglah kemiskinan seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata. Amsal 24:33-34

 

Kita semua pernah melihatnya. Dalam dunia olahraga, bisnis, dan akademis, individu yang kurang berbakat sering kali melangkah lebih jauh dibandingkan mereka yang memiliki kemampuan lebih besar karena satu sifat: ketekunan. Orang-orang seperti itu bersedia menghadapi kemalasan dengan serius dan melakukan apa yang harus mereka lakukan untuk mengatasi daya tariknya. Anda mungkin salah satu dari orang-orang itu atau bercita-cita dan berusaha untuk menjadi salah satunya.

 

Namun, jika kita mau jujur, kita sering kali kekurangan ketekunan dalam kehidupan rohani kita.

 

Jika Anda dan saya ingin melawan kemalasan rohani, kita memerlukan semacam penilaian: Apakah kita mempunyai indikasi mengenai apa yang kita lakukan? Jika kita bandingkan dengan tahun lalu, apakah ada kemajuan yang kita capai? Apakah akhir-akhir ini kita sudah menghapal Alkitab? Sudahkah kita menggunakan “waktu senggang” untuk membaca atau merenungkan firman atau berdoa kepada Tuhan? Ataukah kemalasan menyebabkan kita melakukan hal-hal yang mudah alih-alih yang terbaik dan menghalangi kita untuk menyimpan firman Allah di dalam hati kita?

 

Ketika diminta untuk ambil bagian dalam pelayanan, bagaimana tanggapan kita? Mungkin kita tidak menolak secara langsung, tetapi ada sedikit saja keengganan adalah pertanda bahaya. Bagaimana sikap kita ketika mendengarkan firman Allah ketika dikhotbahkan? Bagaimana sikap kita terhadap kuasa dan pengaruh firman? Dan bagaimana sikap kita ketika firman menuntut penerapan dan perubahan? Apakah kita mengambil tindakan sebagai pelaku firman dan bukan sebagai pendengar saja (Yakobus 1:22)?

 

Jawaban-jawaban Anda terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat membantu Anda untuk terus maju dan menghindari kemalasan yang datang sedikit demi sedikit (tidur sebentar lagi daripada ikut kebaktian pagi, main sebentar lagi daripada ikut pertemuan doa atau nonton pertandingan olah raga sedikit lagi daripada berbicara tentang Yesus), dan pada akhirnya membawa pada kemiskinan rohani. Jangan jadi “ahli” melakukan hal rohani tetapi tidak pernah selesai atau punya niat baik tetapi hanya sekadar keinginan. Seringkali, semua rencana, catatan, kata-kata pertobatan, permohonan bantuan, hilang dalam pikiran kita sambil kita berbaring di tempat tidur “seperti pintu berputar pada engselnya” (Amsal 26:14). Larilah dari perilaku ini dan berlarilah kepada Kristus, mintalah Dia untuk menggerakkan hati Anda dan menjadikan Anda orang yang bertindak.

 

Apakah Anda ingin menjadi berguna bagi Allah? Apakah Anda ingin membuat perbedaan: menjangkau orang-orang dalam segala kesulitan dan kekosongan mereka dan menjadi bagian dari alat yang digunakan Allah untuk membangun gereja-Nya? Jangan abaikan jiwa Anda dengan memberi ruang pada kemalasan. Tanpa ketekunan dalam hubungan Anda dengan Allah, Anda tidak akan menghasilkan buah sejati dalam hidup. “Besok” adalah kata favorit iblis. “Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu” (2 Korintus 6:2, penekanan ditambahkan). Jadilah berguna bagi Allah sekarang.

 

Refleksi

Bacalah Amsal 24:27-34 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

Bacaan Alkitab Satu Tahun : 2 Raja-raja 15 – 16Matius 14: 22 - 36

Truth For Life – Alistair Beg