Baca: 1 Samuel 18:5-9
Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari. (Mazmur 19:13)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yeremia 49-50
Sejak Daud mengalahkan Goliat, dan selalu berjaya di semua medan, Daud menjadi idola, dipuja seluruh bangsa. Sejak itu, Saul menganggapnya ancaman bagi takhta. “Akhir-akhirnya, jabatan raja itu pun jatuh kepadanya,” kata Saul berprasangka (ay. 8b). Secuil pun tak ada bukti bahwa Daud ingin merebut takhta. Daud justru berulang kali membebaskan Saul dari bahaya. Namun, Saul tak henti berprasangka, dan tak henti membenci Daud (ay. 9).
Kita pun mudah berprasangka. Seperti tampak pada Saul, prasangka adalah anggapan tanpa bukti, yang diyakini sebagai kebenaran, yang menolak semua koreksi. Orang yang berprasangka tidak mengakui bahwa ia berprasangka. Jika kita berprasangka, kita berprasangka bahwa prasangka kita bukan prasangka. Dan, siapa pun mengoreksi prasangka kita akan kita prasangkai sebagai orang yang berprasangka kepada kita.
Meminjam istilah pemazmur, prasangka adalah “kesesatan yang tidak disadari” (Mzm. 19:13). Sangat sulit ia hilang. Prasangka hilang dari hati kita hanya jika kita menghendakinya untuk hilang. Jika tidak, tak ada harapan. Saul adalah contoh. Ketulusan Daud, bertubi pertolongan Daud, tak membuat Saul membuang prasangkanya. Mengapa? Karena Saul tidak ingin membuang prasangkanya. Saul menikmati prasangkanya.
Menyadari betapa seriusnya prasangka, dan betapa sulitnya terbebas dari itu, pemazmur memohon kepada Tuhan, “Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari.” Memohon Tuhan berkenan menolongnya menyadari prasangkanya, dan menolongnya mau membuang prasangkanya.
PRASANGKA-PRASANGKA KITA AKAN HILANG DARI HATI KITA
HANYA JIKA KITA SUNGGUH-SUNGGUH MENGHENDAKI DEMIKIAN