Pembacaan : Roma 13 : 1 - 7

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Yermia 49 - 50

 

 

Saya pikir kita salah memahami kebebasan sejati dan perbudakan yang melemahkan. Kebebasan yang penuh dan memuaskan hati Anda tidak pernah ditemukan dengan menempatkan diri Anda sebagai otoritas. Kebebasan sejati tidak ditemukan dalam melakukan apa pun yang ingin Anda lakukan kapan pun Anda ingin melakukannya. Kebebasan sejati tidak pernah ditemukan dengan menempatkan diri Anda di tengah-tengah dunia Anda dan menjadikannya semua tentang Anda. Kebebasan sejati tidak ditemukan dalam menolak panggilan untuk tunduk pada otoritas apa pun kecuali otoritas Anda sendiri. Kebebasan sejati tidak pernah ditemukan dalam menulis kode moral Anda sendiri. Kebebasan sejati bukanlah hasil dari akhirnya mendapatkan apa yang Anda inginkan. Ketika Anda mencoba melakukan hal-hal ini, Anda tidak pernah menikmati kebebasan; Anda hanya berakhir dalam bentuk perbudakan lain.

Mengapa ini benar? Ini benar karena Anda dan saya dilahirkan dalam dunia otoritas. Pertama, ada otoritas Allah yang menyeluruh. Tidak ada sesuatu pun yang tidak ada di bawah pemerintahan-Nya yang berdaulat dan tak tergoyahkan. Jika Allah menciptakan dunia ini (dan dia melakukannya) dan jika Dia memiliki apa yang Dia ciptakan (dan Dia memilikinya), maka Anda dan saya tidak memiliki otonomi (terlepas dari pemerintahan-Nya). Ini berarti bahwa sebagai ciptaan-Nya, kita diciptakan untuk hidup dalam ketaatan pada kehendak-Nya untuk kita. Karenanya, kebebasan tidak ditemukan dengan cara melepaskan diri dari otoritas-Nya. Tidak, kebebasan ditemukan dalam penyerahan hati kita yang rela kepada otoritas-Nya. Lalu ada semua tingkatan otoritas manusia yang Tuhan tempatkan di bumi untuk membuat otoritas tak terlihat menjadi terlihat. Kebebasan pribadi juga tidak ditemukan dalam melawan otoritas manusia. Kebebasan dan otoritas bukanlah musuh.

Intinya: Anda dan saya selalu ada di bawah semacam otoritas. Kita dengan sukarela tunduk pada aturan Allah dan otoritas yang telah Dia tempatkan dalam hidup kita atau kita menjadikan diri kita sebagai otoritas sendiri dan mengatur hidup kita sesuai keinginan kita. Tetapi tidak ada dari kita yang cukup bijaksana, cukup kuat, cukup setia, atau cukup benar untuk mengatur diri kita sendiri dengan baik. Kita tidak bisa mengatur diri sendiri sama seperti seekor anjing beagle tidak bisa hidup di dalam akuarium penuh air. Pemerintahan sendiri tidak pernah membawa kebaikan ke mana pun.

Jadi, tujuan anugerah bukanlah untuk menghasilkan dalam diri Anda kemampuan untuk hidup mandiri. Agenda anugerah adalah untuk mengubah Anda menjadi orang yang dengan rendah hati mengakui kebutuhan Anda akan otoritas dan mensyukuri otoritas Allah yang suci, penuh kasih, dan kebajikan.  “Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal” (Rom. 6:22). Dosalah yang membuat saya ingin memerintah diri sendiri dan anugerahlah yang menarik saya kepada perbudakan terbaik yang pernah ada, perbudakan kepada Sang Pencipta, Raja Penyelemat yang tahu apa yang terbaik dan selalu memberikan apa yang terbaik.

 

Anugerah Allah memanggil Anda untuk tunduk. Tapi anugerah menawarkan Anda kebebasan sejati yang belum pernah Anda ketahui sebelumnya.