JALAN MENUJU SUKACITA

Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Filipi 4:4 

 

Sukacita tidak bisa dinyalakan begitu saja seperti menyalakan lampu atau membuka keran air. Sukacita juga tidak muncul dengan sekali tekan tombol.

 

Sebagai orang Kristen, kita tetap mengalami suka dan duka seperti orang lain. Terkadang kita merasa kuat, kadang di waktu lain kita merasa lemah dan buntu. Lalu, bagaimana kita bisa menjalani perintah untuk selalu bersukacita—atau, seperti yang tertulis dalam surat Paulus, “bersukacitalah senantiasa”?

 

Banyak orang berpikir sukacita itu tergantung keadaan. Kalau keadaan buruk, sukacita pun hilang. Kalau benar begitu, maka kita harus berusaha keras mengatur agar hidup kita hanya berisi hal-hal yang menyenangkan dan menjauh dari apa pun yang membuat sedih. Namun, Rasul Paulus menawarkan cara pandang yang berbeda. Sukacita sejati bukanlah perasaan yang naik turun mengikuti keadaan. Sukacita Kristen punya dasar yang tetap.

 

Paulus memberi petunjuk kepada kita tentang sumber sukacita ini di sini: “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” Kuncinya ada pada dua kata yaitu “dalam Tuhan”. Dua kata sederhana itu membuat semua perbedaan di dunia! Kalau sukacita kita bergantung pada keadaan, cepat atau lambat kita akan kecewa, karena kesulitan cepat atau lambat pasti datang. Tetapi kalau sukacita kita ada di dalam Tuhan—yang tidak pernah berubah, yang tetap sama kemarin, hari ini, dan selamanya (Ibrani 13:8)—maka sukacita kita akan kokoh, tidak akan pudar.

 

Sukacita Kristen adalah sukacita yang dapat hidup berdampingan dengan kesedihan yang mendalam. Hidup mungkin membuat kita menangis, tetapi itu tidak harus merampas sukacita kita, sebab sukacita itu bukan dari keadaan, melainkan dari Tuhan: siapa Dia, betapa Dia mengasihi kita, dan semua janji-Nya.

 

Taruhlah harapan Anda di dalam Dia dan ingatkan diri Anda tentang sifat-Nya yang tidak berubah dan Anda akan berada di jalan menuju sukacita selalu, bahkan dalam kesulitan. Hari ini, apa pun keadaan Anda, Anda bisa menemukan penghiburan, ketenangan, rest, dan bahkan sukacita di dalam kebenaran ini: Allah menyertai Anda dalam segala hal, dan suatu hari nanti Dia akan membereskan semuanya.

 

Refleksi

Bacalah Mazmur 147 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

 

  1. Pola pikir apa yang harus saya ubah?
  2. Bagaimana saya bisa lebih mengasihi Allah?
  3. Apa yang bisa saya terapkan hari ini?

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 123-125; 2 Korintus 7