INGATLAH PENCIPTAMU
Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu. Pengkhotbah 12:1
Setiap orang menua dengan cara yang berbeda. Ada yang tetap kuat sampai tua, tapi ada juga yang kehilangan kekuatan lebih cepat. Namun, satu hal yang pasti: kita semua berjalan menuju saat di mana hidup kita akan berakhir.
Dengan tujuan itulah penulis Pengkhotbah memanggil kita untuk mengingat Pencipta kita selagi kita masih punya waktu. Namun, kata “ingat” di sini bukan sekadar menghafal seperti menghafal rumus atau perkalian. Mengingat berarti mengakui Tuhan sebagai Pencipta dan Penopang hidup kita, menyerahkan diri kepada-Nya, mengenal Dia, mengasihi Dia, dan menjadikan Dia sebagai sukacita terbesar—harta terindah kita.
Perintah ini ditujukan terutama bagi orang muda: “Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu.” Tetapi, bukan berarti yang sudah tidak muda lagi dikecualikan. Justru semakin bertambah usia, peringatan ini tetap relevan. Alkitab tidak membatasi arti “muda” seperti yang kita bayangkan.
Karena itu, jangan berkata, “Nanti saja saya akan serius dengan Tuhan, kalau sudah waktunya.” Waktunya adalah sekarang! Akan tiba masanya tubuh kita melemah—mata tidak lagi melihat dengan jelas, telinga tidak lagi mendengar dengan baik, langkah kaki tidak lagi tegap. Rumah kehidupan kita perlahan-lahan akan runtuh. Betapa rugi dan tragisnya jika kita selalu menunda untuk mengingat Tuhan, dan barulah tiba-tiba sadar bahwa sudah tidak ada lagi hari esok.
Jangan biarkan masa terbaik hidup kita terbuang untuk hal-hal yang sia-sia. Ingatlah Pencipta kita selagi masih ada waktu. Dan jika Anda merasa sudah terlambat, jangan putus asa. Tuhan berjanji sanggup “memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap dan belalang pengerip” (Yoel 2:25). Lebih baik mengingat-Nya sekarang daripada menyesal untuk selamanya.
Refleksi
Bacalah Lukas 9:57-62 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 126-128; 2 Korintus 8