Pembacaan : Matius 6 : 1 - 4
Bacaan Alkitab Setahun :
Pengkotbah 5 - 8
Berpura-pura adalah bagian besar dari budaya kemanusiaan yang jatuh. Mungkin Anda berpura-pura saat menceritakan sebuah cerita sehingga membuat Anda lebih seperti pahlawan daripada saat kejadian itu benar-benar terjadi. Mungkin Anda berpura-pura saat membuat pekerjaan Anda tampak lebih penting daripada yang sebenarnya. Mungkin Anda berpura-pura saat mencari cara untuk membeli rumah yang jauh lebih mahal daripada yang mampu Anda beli. Mungkin Anda berpura-pura saat mencoba menjalin pertemanan dengan orang-orang yang jauh lebih makmur dan posisinya lebih daripada Anda. Mungkin kepalsuan Anda paling baik dilihat ketika Anda bertindak seolah-olah Anda memiliki lebih banyak pemahaman teologis daripada yang sebenarnya Anda miliki atau lebih berkomitmen untuk pelayanan daripada yang sebenarnya. Mungkin Anda berpura-pura saat menampilkan pernikahan Anda sebagai pernikahan yang jauh lebih dewasa dan damai daripada aslinya. Atau mungkin Anda berpura-pura ketika Anda gagal mencari bantuan ketika sebagai orang tua, Anda sudah kehabisan jalan. Mungkin pemalsuan Anda adalah keengganan Anda untuk mengaku kepada orang di sebelah Anda bahwa Anda bergumul dengan dosa yang sama yang baru saja dia akui. Mungkin pemalsuan Anda berada di batas yang Anda bangun di antara kepribadian publik Anda dan detail kehidupan pribadi Anda yang lebih berantakan. Mungkin Anda selalu memalsukan diri sendiri dengan mengatakan pada diri sendiri bahwa Anda lebih benar daripada yang sebenarnya.
Inilah pertanyaan yang perlu Anda gumuli: “Apakah ada suatu tempat atau suatu cara dalam hidup saya di mana saya palsu?” Adakah tempat di mana Anda berpura-pura kepada diri sendiri atau orang lain,menjadi sesuatu yang bukan diri Anda atau di mana Anda membual tentang sesuatu yang sebenarnya tidak Anda lakukan? Saya pikir ada kepalsuan dalam hidup kita karena ada keinginan di hati kita untuk menjadi lebih bijaksana, benar, dan kuat secara mandiri daripada kita sebenarnya.
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Ef. 2:8–9). Puji Tuhan karena anugerah-Nya membebaskan semua anak-Nya dari keterikatan pada kepalsuan. Mengapa demikian? Anugerah Tuhan menawarkan apa yang tidak Anda peroleh dan mengampuni Anda atas kesalahan yang sebenarnya Anda lakukan. Kasih karunia secara radikal mengubah identitas dan harapan Anda. Identitas Anda bukanlah pada apa yang telah Anda capai atau pada apa yang orang-orang di sekitar Anda pikir apa yang telah Anda capai. Tidak, sebagai hasil dari anugerah, identitas Anda berakar pada pencapaian Yesus. Harapan Anda tidak didasarkan pada seberapa baik perbuatan Anda, tetapi pada apa yang telah Yesus lakukan untuk Anda. Anugerah mengundang Anda untuk menjadi nyata dan jujur. Anugerah memungkinkan Anda untuk hidup bebas dari harapan palsu dan identitas palsu untuk selamanya, dan untuk beristirahat dalam identitas yang jujur dan stabil yang telah Anda temukan di dalam Yesus dan pekerjaan kekal-Nya bagi Anda.
Anugerah membebaskan Anda dari berpura-pura tentang apa yang tidak Anda miliki dan membual tentang apa yang tidak Anda hasilkan.