Pembacaan : Yesaya 44: 1-8
Bacaan Alkitab Setahun :
Mazmur 18 - 22
Ada banyak hal tentang saya yang saya harap tidak benar:
Saya harap saya bisa berkata saya tidak pernah takut, tetapi tidak begitu.
Saya harap saya bisa berkata kekhawatiran tidak pernah mengganggu tidur saya, tetapi tidak begitu.
Saya harap saya bisa berkata saya tidak bingung dengan apa yang Allah sedang kerjakan, tetapi tidak begitu.
Saya harap saya bisa berkata saya selalu tahu Allah itu dekat, tetapi tidak begitu.
Saya harap saya bisa berkata saya tidak berpikir “kalau saja...”, tetapi tidak begitu.
Saya harap saya bisa berkata saya tidak pernah takut masa depan, tetapi tidak begitu.
Saya harap saya bisa berkata hati saya selalu damai, tetapi tidak begitu.
Saya harap saya bisa berkata semua yang saya lakukan adalah karena iman dan bukan ketakutan, tetapi tidak begitu.
Anda tahu, saya menjadi sangat sadar bahwa meskipun saya tahu Alkitab dan doktrinnya dengan baik, pertempuran antara ketakutan dan iman masih berlangsung di hati saya. Ini yang saya maksud. Penting untuk dipahami mengapa rasa takut masih hidup dalam kehidupan orang percaya di lorong, dapur, kamar tidur, ruang keluarga, ruang kerja, dan van kehidupan sehari-hari. Anda dapat berargumen bahwa dia memiliki banyak alasan untuk bebas dari rasa takut, bahwa ketakutan seharusnya merupakan artefak dari peradaban sebelumnya. Jadi mengapa terus bergumul dengan ketakutan?
Ketakutan hidup dan memerintah di hati orang percaya yang telah melupakan kedaulatan dan kasih karunia Tuhan. Jika dibiarkan bergantung pada diri sendiri, saya harusnya takut. Ada banyak cobaan, godaan, bahaya, dan musuh di dunia yang jatuh ini yang lebih besar dan lebih kuat dari saya. Saya harus mengatasi banyak hal yang diluar kendali saya. Tetapi pesan Injil adalah bahwa saya tidak dibiarkan sendiri, bahwa Imanuel bersama saya dalam otoritas yang berdaulat dan anugerah yang kuat. Dia memerintah dengan hikmat sempurna atas semua keadaan dan lokasi yang akan membuat saya takut. Dalam anugerah, Dia memberkati saya dengan apa yang saya butuhkan untuk menghadapi apa yang telah Dia putuskan harus saya hadapi. Saya tidak pernah -- kapan pun, di mana pun -- bisa diandalkan. Saya tidak pernah berinisiatif. Saya tidak pernah mengendalikan situasi. Saya tidak pernah bisa keluar dari otoritas-Nya. Dia tidak pernah kaget degan apa yang terjadi pada saya atau apa yang saya hadapi. Dia tidak pernah meninggalkan saya dengan hikmat, kekuatan, dan kebenaran saya yang terbatas. Dia tidak pernah lelah melindungi dan menyediakan bagi saya. Dia tidak pernah meninggalkan saya karena frustrasi. Saya tidak perlu takut. Ketika Anda melupakan kedaulatan dan anugerah Allah, Anda memberikan tempat di hati Anda kepada ketakutan untuk berakar di sana. Berdoalah sekarang minta anugerah untuk mengingat. Juru Selamat Anda yang berdaulat senang mendengar dan menjawab doa.
Jika Allah memegang kendali dari setiap aspek dunia Anda dan anugerah-Nya menutupi semua dosa Anda, mengapa Anda harus memberikan tempat pada ketakutan?