PERHITUNGAN DENGAN PERTOBATAN
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? Roma 6:1-2
Di dalam Kristus kita menemukan kebahagiaan sejati. Petrus memberi tahu kita bahwa kepercayaan kita kepada Yesus dapat menuntun kita mengalami “sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan” (1 Petrus 1:8). Namun, tidak mungkin untuk berbahagia di dalam Yesus sambil hidup dalam dosa. Meminjam gambaran Mazmur 24, seberapa sering kita mencoba untuk mendaki gunung Tuhan, dalam ibadah bersama atau pribadi, dengan tangan dan hati yang kotor, bertanya-tanya mengapa firman Allah tidak menyenangkan kita di tengah-tengah dosa kita? Adalah kegilaan rohani untuk berpikir bahwa kita dapat bersukacita di dalam Tuhan sementara mencari kesenangan dalam beberapa pelanggaran tersembunyi.
Sebagai makhluk yang telah jatuh, kita sering mengembangkan pola yang menipu kita berpikir bahwa kita dapat berdamai dengan kejatuhan kita dan dapat menuruti beberapa dosa. Mungkin kita telah terbiasa untuk meminimalkannya atau membenarkannya, sehingga hampir tidak menyadarinya. Namun Kitab Suci tidak mengenal pola pikir seperti itu. Daud, misalnya, tahu bahwa dia kotor dan hina di hadapan Allah, sepenuhnya dipenuhi dengan dosa: "Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku" (Mazmur 51:7). Di tempat lain dia meminta kepada Tuhan, "Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari" (19:13). Dia tahu bahwa dia membutuhkan pengampunan atas dosa-dosa yang bahkan tidak diketahuinya! Kesadaran Daud akan kekurangannya membawanya kepada Allah, yang kepada-Nya dia memohon, "Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!" (51:12).
Kita perlu menaikkan doa yang sama dalam perjalanan kita sehari-hari bersama Kristus. Pertobatan bukanlah peristiwa satu kali. Kita harus terus-menerus memerangi dosa. Kita harus berulang kali berpaling dari godaan dan memandang kepada Kristus. Kita harus terus berusaha untuk mengenal-Nya lebih baik, sehingga Dia semakin menarik bagi kita daripada kesenangan sesaat dan keinginan yang kotor.
Jika Anda seorang Kristen, Anda telah mati bagi dosa. Allah telah memberikan Anda "hidup yang baru" (Roma 6:4). Sekarang, "oleh Roh," Anda dipanggil untuk “mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu" (8:13)—yaitu, untuk memegang teguh hidup baru yang telah Allah berikan kepada Anda dan membunuh dosa-dosa yang masih mendera Anda. Anda telah "mati bagi dosa." Jangan menyerah pada godaan untuk tetap hidup di dalamnya.
Jika Anda percaya kepada Kristus, Anda selalu diterima oleh Allah. Namun, ketika Anda menyerahkan diri sepenuhnya untuk mencabut semua gulma dosa yang terus tumbuh, maka Anda akan menuai sukacita yang tak terlukiskan yang lebih baik daripada janji-janji palsu apa pun yang mungkin diberikan oleh dosa dan godaan. Apakah ada pola dosa yang sudah biasa Anda lakukan? Apakah ada sesuatu yang perlu Anda sesali, minta Allah untuk mengampuni Anda dan mengubah hati Anda? Sukacita tidak akan ditemukan dengan mengabaikan dorongan Roh itu, tetapi dengan menanggapinya.
Refleksi
Bacalah Mazmur 32 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 4–6; Kisah Para Rasul 2:1-21