ALLAH YANG ADIL DAN PENYAYANG

Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya. Mazmur 11:7

 

Allah yang benar tidak akan menerima permintaan yang tidak benar. Kita tidak dapat mengharapkan Allah yang selalu melakukan apa yang benar, akan melakukan apa yang baik demi kita. Oleh karena itu, dalam doa dan proses pengambilan keputusan, kita tidak boleh bertanya kepada diri sendiri, “Apa yang mudah? Apa yang dapat membebaskan saya dari kesulitan ini dengan cepat?” Sebaliknya, kita perlu bertanya, “Apa hal benar untuk saya lakukan?” Ini bukan berarti kita akan selalu tahu persis apa yang benar. Namun, dalam doa-doa dan kehidupan kita, kita harus ingat bahwa kita berseru dan berjalan di hadapan Allah yang maha suci dan benar.

 

Untungnya, Allah tidak hanya benar, tetapi juga penyayang. Daud berseru dalam Mazmur 4:2, “Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah, yang membenarkan aku.” Sama seperti tidak mungkin seorang ibu akan melupakan tangisan seorang anak yang dia asuh di dadanya sendiri, demikian pula tidak mungkin Allah tidak akan mendengar permohonan anak-anak-Nya (Yesaya 49:15). Kemurahan hati seperti itu adalah kebenaran yang menakjubkan. Kita hidup di dunia yang beroperasi berdasarkan prinsip bahwa kita mendapatkan apa yang “pantas” kita dapatkan, bahwa kita mendapatkan apa yang kita berikan: Inilah yang telah Anda usahakan, dan apa yang telah Anda usahakan itulah yang akan Anda dapatkan—baik atau buruk. Namun, ketika kita datang kepada Allah, kita datang kepada Dia yang pada hakikatnya kaya akan belas kasihan, yang memberi kita apa yang tidak layak kita dapatkan. Dari-Nya, kita mendapatkan apa yang tidak kita usahakan. 

 

Mungkin hati Anda telah retak atau hidup Anda diguncang oleh masalah serius. Namun, Anda dapat berseru kepada Allah yang benar: "Hari ini aku membutuhkan kebaikan-Mu yang tidak layak aku dapatkan. Aku tidak punya apa pun untuk dipuji. Tuhan, kasihanilah aku dan dengarkan doaku." Ketika itu menjadi pendekatan kita kepada Allah, maka kita akan menemukan dalam diri kita sikap untuk berusaha melakukan apa yang benar, bukan apa yang mudah. Jalan untuk berusaha melakukan "perbuatan benar" adalah dengan mengetahui bahwa Tuhan itu penyayang kepada anak-anak-Nya. 

 

Ini tidak berarti bahwa ketika kita datang kepada-Nya untuk memohon belas kasihan dan berusaha untuk hidup dengan benar, Allah akan memberikan pembebasan segera. Tidak ada ayat di Alkitab di mana Dia menjanjikan kelegaan segera bagi umat-Nya. Dia menjawab kita dari kebenaran rencana kedaulatan-Nya—dan terkadang, dalam pemeliharaan-Nya, Dia membiarkan duri terus menyakiti kita (2 Korintus 12:7-10). Namun ketika duri tetap ada, “sekalipun pohon ara tidak berbunga,” Anda masih dapat “bersorak-sorak di dalam TUHAN,” dan “ beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan [Anda]” (Habakuk 3:17-18). Karena Dia benar, belas kasihan-Nya tidak pernah salah. Apa yang mungkin terasa pahit untuk sementara waktu, Allah akan segera mempermanisnya. Dan suatu hari Anda akan "memandang wajah-Nya," bukan hanya dengan iman tetapi secara langsung saat Anda berdiri bersama orang-orang kudus di sekitar takhta-Nya. Dengan mengingat hari itu, datanglah kepada-Nya sekarang meminta belas kasihan dan kekuatan yang Anda butuhkan untuk hidup benar hari ini.

 

Refleksi

Bacalah Yesaya 49:13-23 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

 

  1. Pola pikir apa yang harus saya ubah?
  2. Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  3. Apa yang bisa saya terapkan hari ini?

 

Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 7–9; Kisah Para Rasul 2:22-47