ALLAH ATAS PUING-PUING

Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya." … Allah berfirman kepadanya: "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Kejadian 16:10; 17:3-4

 

Pernahkah Anda melihat anak-anak bermain Lego? Mereka ingin membangun rumah kecil atau pesawat ruang angkasa, tetapi mengabaikan panduan yang tersedia. Pada akhirnya, dengan kepingan-kepingan Lego berserakan di lantai, mereka datang kepada Anda, mengeluh bahwa ada sesuatu yang salah. Lalu, Anda mengangkat anak itu, mengambil kepingan-kepingan Lego, dan duduk bersamanya. Anda berkata, "Mari kita lihat panduannya dan mencobanya dengan benar kali ini."

Ketika Abram dan Sarai mulai lelah dan gelisah menunggu Allah menggenapi janji-Nya tentang seorang ahli waris, mereka mengambil tindakan sendiri. Mereka sepakat bahwa Abram akan tidur dengan Hagar, hamba Sarai, agar mendapatkan anak (Kejadian 16:1-4). Namun, keputusan ini justru menabur perselisihan, kekacauan, penghinaan, dan ketidakbahagiaan. Setelah Hagar mengetahui bahwa ia mengandung, ia menjadi sombong dan memandang rendah nyonyanya (ayat 4). Sarai pun menyalahkan Abram atas kesulitannya, sementara Abram hanya menjawab, "Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik" (ayat 6). Hidup mereka pun berubah menjadi kekacauan yang semakin tidak terkendali.

Namun, Allah tidak membiarkan kesalahan mereka menghalangi rencana-Nya. Dengan penuh belas kasihan dan kasih karunia, Dia campur tangan. Pertama, malaikat Allah menemui Hagar saat ia dalam kesulitan, meyakinkannya akan kehadiran-Nya dan menyampaikan janji-Nya: "Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya" (ayat 10). Demikian pula, kesalahan Abram dan Sarai tidak dapat menggagalkan tujuan perjanjian Allah dan kasih setia-Nya. Allah berjanji bahwa Sarai akan melahirkan seorang putra yang akan diberi nama Ishak, dan kepada Abraham Dia berkata, "Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya" (Kejadian 17:19).

Begitu pula dengan kita. Seperti orang tua yang menolong anaknya yang putus asa, Allah datang dan mengambil bagian-bagian kehidupan kita yang berserakan. Dia menemui kita dalam kehancuran kita, di tengah sisa-sisa usaha kita yang gagal. Dia membetulkan yang salah, mengarahkan kita kembali kepada rencana-Nya, dan membawa kita kembali ke jalan yang benar.

Berapa kali Allah telah membatalkan kesalahan Anda? Berapa kali Dia mendatangi Anda dalam kegagalan, pemberontakan, dan kehancuran, lalu mendatangkan, demi kemuliaan-Nya, sesuatu yang tak terduga? Pujilah Allah hari ini atas kasih dan kesetiaan-Nya yang tak tergoyahkan. Perkataan Musa kepada Yosua masih berlaku sampai sekarang: "Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau" (Ulangan 31:8).

 

Refleksi

Bacalah Mazmur 40 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini? 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 13 – 15; Titus 2

Truth For Life – Alistair Beg