JADIKAN KITAB SUCI HIDUP BAGIKU
Ia berkata kepada mereka: “Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.” Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Lukas 24:44-45
Selama bertahun-tahun, beberapa film berusaha menggambarkan kebrutalan yang terjadi saat penyaliban Yesus—siksaan yang tak henti-hentinya dan tak terelakkan yang mengubah Kristus menjadi gumpalan darah dan daging ketika Dia sampai Golgota. Setelah menyaksikan pemandangan yang mengerikan itu, kita mungkin menanggapinya dengan air mata dan perasaan kasihan dan penyesalan, atau dengan kebingungan, bertanya-tanya, “Mengapa ini harus terjadi? Apa yang sebenarnya terjadi di sini?”
Namun, betapa pun tergeraknya kita, menyaksikan penyaliban Yesus—baik secara langsung, seperti yang dilakukan para murid, atau melalui gambaran seorang seniman—tidaklah cukup untuk membawa seseorang kepada iman yang menyelamatkan. Sebaliknya, kita bertemu Yesus dengan cara yang menyelamatkan dan pasti terutama melalui firman Allah. Rasul Paulus menasihati sesama orang percaya dengan cara ini: “Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus?” (Roma 10:14-15). Kebutuhan besar setiap zaman adalah pemberitaan firman Allah.
Inilah tujuan interaksi Yesus dengan para murid di Yerusalem pada Minggu Paskah pertama. Mereka bingung dan putus asa setelah penyaliban Yesus. Kemudian, saat mereka meringkuk di dalam ruangan terkunci, Juruselamat mereka muncul, membuat mereka takut (Lukas 24:37). Dan bagaimana Dia menenangkan jiwa mereka? Dia meyakinkan mereka tentang kebangkitan fisik-Nya; tetapi Dia juga mengarahkan mereka kembali kepada firman Allah, yang telah Dia sampaikan kepada mereka sebelum kebangkitan-Nya dan yang akan tetap mereka miliki setelah Dia naik kembali ke surga. Dia memberi mereka informasi dan kemudian Dia menganugerahi mereka dengan pencerahan: “Dia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.”
Apa yang dibutuhkan para murid ini adalah apa yang kita butuhkan: bertemu Yesus di halaman-halaman Kitab Suci. Kita mungkin tidak dapat melihat Yesus secara fisik, tetapi kita dapat membaca semua yang mereka baca: semua yang tertulis tentang Dia dalam Perjanjian Lama dan dalam ajaran para rasul dalam Perjanjian Baru. Kita dapat melihat-Nya di sana saat Dia membuka pikiran kita. Kita membutuhkan lebih dari sekadar kemampuan intelektual (meskipun itu perlu); kita membutuhkan aktivitas supranatural-Nya. Kita perlu meminta Roh Allah untuk menunjukkan kepada kita Tuhan Yesus, Juruselamat kita, saat kita membaca. Semoga doa yang rendah hati ini menjadi seruan hati Anda hari ini: “Tuhan, buatlah buku itu hidup bagiku.”
Refleksi
Bacalah Lukas 24:44-52 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
Bacaan Alkitab Setahun: