Baca: Yohanes 12:1-11
Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan orang-orang miskin, melainkan karena ia seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. (Yohanes 12:6)
Bacaan Alkitab Setahun:
Keluaran 35-37
Dalam sebuah pertemuan sinode yang dihadiri oleh puluhan gereja, sang pembicara menanyakan, “Apakah ada di sini, yang menggunakan jasa auditor untuk keuangan gereja?” Sesaat ruangan menjadi hening disertai tengokan kanan-kiri untuk saling melihat. Putra, seorang aktivis gereja yang kebetulan duduk di barisan depan, lantas menengok ke belakang. Ia berharap paling tidak ada beberapa jari teracung untuk menanggapi pertanyaan itu. Namun, harapannya tak terpenuhi karena tak ada satu jari pun teracung ke atas!
Alkitab menasihatkan agar umat Tuhan berhati-hati terhadap bahaya cinta uang. Tak jarang, karena jeratan cinta uang, umat Tuhan menyimpang dari imannya dan “menyiksa diri” demi memburu uang (1Tim. 6:10). Selain godaan cinta uang, hal lain yang perlu diwaspadai adalah tiadanya transparansi dan tanggung jawab dalam penggunaan keuangan. Kondisi ini akan menguatkan godaan untuk terjadinya penyalahgunaan keuangan, penghamburan uang untuk hal-hal yang kurang bermanfaat, money laundry, hingga korupsi. Dalam “kelompok dua belas” yang Yesus miliki pun, seorang Yudas Iskariot terkena pikatan roh cinta uang. Diawali dari mencuri uang kas, akhirnya Yudas tega menjual Yesus.
Sejatinya, tak ada seorang pun kebal terhadap pikatan roh cinta uang. Mereka yang merasa dirinya kuat dan tak akan terjerat, justru biasanya cepat jatuh dan terjerat. Jika Yudas Iskariot yang setiap hari bersama Yesus saja akhirnya gagal, kita pun dapat gagal jika tidak waspada dengan jerat roh cinta uang. Berhati-hatilah!
JERAT CINTA UANG BEGITU KUAT,
HINGGA HANYA BISA DILEPASKAN OLEH KUASA TUHAN