BERIBADAH DALAM KESATUAN

Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir. 1 Korintus 1:10

 

Gereja yang bersatu dalam Injil akan menjadi gereja yang sehat. Dan yang dapat merusak gereja secara cepat adalah perpecahan.

 

Hal ini selalu terjadi pada umat Allah. Di momen terbesar mereka, kita melihat persatuan yang luar biasa. Misalnya, setelah kembali dari pengasingan di Babel, kita diberitahu dalam Nehemia 8, bangsa Israel berkumpul dengan penuh harap, untuk mendengarkan khotbah umum imam Ezra dari kitab hukum (Nehemia 8:1). Pada momen itu, hampir 5.000 pria dan wanita mendatangi lapangan di depan gerbang air dengan semangat persatuan dan komitmen bersama dalam beribadah. Fokus mereka bukan sekadar “apa yang saya terima dari pengajaran ini?” melainkan “apa kontribusiku kepada saudara-saudaraku yang berkumpul bersamaku?”

 

Demikianlah umat Allah harus selalu datang beribadah jika ingin ada persatuan di antara kita.

 

Ketika kita benar-benar berjalan bersama Kristus, kita akan rindu untuk beribadah bersama dengan orang-orang yang mengasihi Kristus. Meskipun motivasi kita kadang-kadang kering, dengan bantuan Roh Kudus kita dapat berbagi semangat penyembahan pemazmur: “Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: ‘Mari kita pergi ke rumah TUHAN’” (Mazmur 122:1). Ibadah gereja lebih dari sekadar acara yang harus Anda hadiri atau jalani; ini merupakan deklarasi kesetiaan bersama kepada raja kita dan pengingat kuat akan kesatuan mendalam yang dinikmati umat Allah.

 

Di dalam gereja, tentu kita tidak selalu sepakat tentang segala hal. Kita semua punya preferensi dan keyakinan pribadi. Namun, sebagai anggota keluarga Allah, kita harus bersatu dalam hal-hal inti iman kita, seperti otoritas Alkitab, pusatnya Yesus dalam hidup kita, pentingnya penginjilan, dan prioritas doa serta ibadah. Keyakinan bersama inilah yang memungkinkan kita untuk beribadah dalam kesatuan. Oleh karena itu, meskipun humor dari mimbar, musik yang indah, dan program gereja bermanfaat, itu semua bukanlah prioritas utama. Yang lebih penting adalah kita berdoa agar setiap orang yang hadir rindu mendengar firman Tuhan yang diberitakan dengan benar. Ketika sebuah jemaat beribadah dengan penuh harapan dan doa, Allah pasti akan bekerja melalui firman-Nya.

 

Mudah sekali bagi kita untuk datang ke gereja dengan sikap “saya duluan” atau cepat mengkritik. Namun sikap seperti itu bisa merusak gereja. Pastikan saat Anda datang beribadah, Anda tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga orang lain. Bangunlah kesatuan dalam cara Anda menyanyi, berbicara, dan beribadah bersama.

 

Refleksi

Bacalah Nehemia 8:1-12 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

 

Bacaaan Alkitab Setahun2 Tawarikh 21-22Lukas 9: 1-17

Truth For Life – Alistair Beg