ALLAH MENDENGAR SERUAN KITA
Orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru,… Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya. Keluaran 2:23-24
Janji akan makanan telah mendorong Yakub dan keluarganya untuk meninggalkan tanah mereka yang dilanda kelaparan dan pindah ke Mesir bersama Yusuf. Untuk sementara waktu, segalanya terasa luar biasa. Namun pengalaman mereka memburuk ketika raja baru berkuasa. Dia tidak menyukai gagasan bahwa bangsa Israel bertambah besar secara jumlah, jadi dia memperbudak mereka. Hidup mereka dipenuhi dengan air mata dan kepahitan.
Umat Allah masih memiliki janji-janji-Nya, namun janji-janji itu tampaknya kosong. Sangat mudah untuk memercayai Allah ketika mereka bebas dan berkecukupan. Tidak mudah percaya ketika mereka diperbudak. Selama bertahun-tahun penindasan, pasti ada yang berkata dalam hati, saya pikir Allah telah melupakan janji-Nya. Saya sama sekali tidak yakin Dia benar-benar akan melakukan apa yang Dia katakan. Namun meskipun demikian, mereka berseru kepada Allah, dengan putus asa mencari pertolongan.
Allah tidak lupa, dan jawaban-Nya datang. Allah mendengar tangisan mereka; Dia mendengar erangan mereka, dan sebagai tanggapannya Dia menjalankan rencana penyelamatan. Allah tidak akan membiarkan mereka dalam kesengsaraan. Dia akan menggenapi tujuan-Nya bagi umat-Nya dan membebaskan mereka dari perbudakan. Dia “mengingat kepada perjanjian-Nya”—yang tidak berarti bahwa janji-janji-Nya kepada Abraham telah luput dari pikiran-Nya, tetapi bahwa sekarang, pada saat yang tepat (meskipun mungkin terasa lama bagi umat-Nya), Dia bergerak untuk menepati perjanjian-Nya dengan umat-Nya.
Inilah yang perlu diingatkan kepada umat Allah saat ini, sama seperti dulu: Allah mendengar keluh kesah kita, Allah mengetahui keadaan kita, dan Dia akan bertindak. Tidak ada satu pun janji-janji-Nya yang akan gagal. Memang benar, ketika kita kehilangan kata-kata dalam kesusahan, kita menemukan bahwa Roh Kudus bahkan menjadi perantara bagi kita melalui keluhan doa kita (Roma 8:26-27). Sebesar itulah kepedulian Allah terhadap kita masing-masing dan betapa dalamnya tekad-Nya untuk melakukan kebaikan kekal bagi umat-Nya.
Ketika tangisan jiwa Anda sepertinya tidak terdengar—ketika Anda mulai bertanya-tanya apakah ada orang yang benar-benar peduli—ingatlah siapakah Allah yang telah menyatakan diri-Nya, di Mesir dan terutama di dalam putra-Nya:
Mengapa aku harus merasa kecewa? Mengapa aku sedih dan takut?
Mengapa hatiku menjadi gelisah,
Ketika Yesus adalah bagianku?Dia adalah Sahabat setiaku.
Kalau Mata-Nya tertuju pada burung pipit, Dan aku tahu Ia menjagaku.
Kalau Mata-Nya tertuju pada burung pipit, Dan aku tahu Ia menjagaku.
Civilla D. Martin, “His Eye Is on the Sparrow” (1905).
Teruslah berseru kepada Allah. Dia mendengar, Dia peduli, dan Dia bekerja untuk kebaikan kita.
Refleksi
Bacalah Markus 5:21-43 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
Bacaaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 23-24 ; Lukas 9: 18-36
Truth For Life – Alistair Beg