Pembacaan : Yakobus 5 : 13 - 16

 

Bacaan Alkitab Setahun :

1 Raja-raja 21 - 22

 

Doa adalah penyembahan. Doa adalah penundukan diri. Doa adalah ketaatan. Namun, doa juga adalah pengakuan. Doa adalah pengakuan akan kondisi saya dan kebutuhan saya. Doa yang tidak seperti itu adalah sekadar kata-kata kosong, dan bukan doa. Dalam doa, saya mengakui bahwa saya tidak akan menjadi yang seharusnya, dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan tanpa anugerah-Nya yang mengampuni, menguatkan, dan membebaskan. Doa membuat kepercayaan pada diri sendiri hilang, membuat saya tidak bergantung pada apa yang kelihatan dan membuat saya berseru meminta pertolongan yang sering kali saya tidak mau akui.

Tidak ada perikop yang lebih menjelaskan hal ini daripada perumpamaan Kristus tentang orang Farisi dan pemungut cukai di Lukas 18:9–14:

 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

Pemungut cukai menaikkan doa yang seharusnya menjadi doa setiap kita setiap waktu. Anugerah yang dia serukan adalah anugerah yang kita semua butuhkan setiap hari. Menjadikan doa seperti daftar belanja yang Anda mau dan Anda pikir Anda butuhkan bukan hanya mengecilkan doa, tetapi juga mengecilkan pengorbanan kasih dari Dia yang kepada-Nya Anda berdoa supaya Anda dan doa Anda diterima-Nya. Inti dari doa sejati adalah pengakuan kepada Allah bukan keinginan pribadi. Doa orang Farisi bukanlah doa. Dia sebenarnya sedang menyombong kepada surga dan berkata: “Ini aku, ya Allah. Aku benar seperti yang seharusnya, jadi aku tidak butuh bantuan-Mu saat ini.” Dia tidak terima dengan pikiran bahwa dia mungkin sama berdosa dan membutuhkannya seperti pemungut cukai rendah yang berdiri tidak jauh darinya.

Kebenaran diri sendiri menghancurkan doa, menjadikannya sekadar kata-kata agamawi yang diulang-ulang oleh orang yang menganggap dirinya tidak butuh anugerah. Berlarilah kepada Yesus dalam kemiskinan dan kelemahan Anda, dan ketahuilah Dia tidak pernah menolak Anda, tetapi selalu menyambut Anda dengan anugerah. 

 

Doa adalah tidak mengandalkan kemampuan diri sendiri dan percaya bahwa dalam Kristus, Anda sudah diberikan semua yang Anda butuhkan untuk hidup dan kesalehan.