TENTANG URUSAN KERAJAAN
Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi, dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput. Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap. Yakobus 1:9-11
Karya paling terkenal dari ekonom Skotlandia Adam Smith, The Wealth of Nations, pertama kali diterbitkan di tahun 1776, di tahun yang sama 13 koloni Amerika menyatakan kemerdekaan mereka dari Inggris Raya. Pada tahun-tahun berikutnya, negara baru itu (bersama dengan sebagian besar negara yang kemudian menjadi dunia Barat) menerima buku ini dan argumennya, menjadi salah satu contoh terbaik kemakmuran ekonomi yang pernah disaksikan dunia—dan, memperkuat gagasan yang salah bahwa keberadaan manusia sebagian besar adalah tentang kesuksesan finansial.
Yakobus tidak mengatakan bahwa ada yang salah dengan kekayaan. Namun, melalui dia, Roh Kudus mengingatkan orang kaya bahwa kehidupan di dunia bukanlah tentang akumulasi kekayaan. Sebaliknya, kita harus ingat bahwa kita rapuh seperti bunga musim panas dan bahwa kekayaan itu cepat berlalu. Yakobus memanggil kita untuk menggunakan hikmat ilahi, yang memungkinkan kita untuk melihat harta benda dan keadaan kita dari perspektif yang benar dan radikal—benar karena itu adalah pandangan yang didasarkan pada realitas kekekalan; radikal karena hal itu akan membuat kita memegang apa yang kita miliki dengan longgar, dan lebih cepat memberikannya daripada menggenggamnya erat-erat.
Tidak ada yang salah dengan kekayaan, tetapi ada bahayanya memilikinya. Yesus memberikan peringatan: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu" (Lukas 12:15). Dia berbicara tentang seorang kaya yang bodoh yang tidak menerapkan hikmat ini, dan malah membangun lumbung-lumbung yang lebih besar untuk menyimpan semua hasil panennya dan mengandalkan kekayaannya untuk menikmati hidupnya—namun pada malam itu juga Allah menuntut kehidupan itu darinya (ayat 16-20). Orang ini mengandalkan hikmat yang bodoh alih-alih hikmat Allah, dan Yesus berkata bahwa kita juga bodoh jika kita menyimpan harta bagi diri kita sendiri tetapi tidak kaya di hadapan Allah (ayat 21).
Kekayaan sejati tidak akan pernah ditemukan atau ditempatkan di bank, brankas, atau portofolio di bumi. Kita mungkin tergoda untuk menggunakannya sebagai dasar untuk mendapatkan makna penting atau keamanan, tetapi hikmat Allah menunjukkan kekosongannya. Jadi, alih-alih mengejar sesuatu yang akan memudar, lakukanlah seperti yang Yakobus perintahkan: fokuslah pada penggunaan harta milik Anda dengan bijaksana, murah hati, dan untuk urusan kerajaan—tidak peduli seberapa besar atau kecilnya.
Refleksi
Bacalah Matius 6:19-34 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 7–8; Wahyu 17
Truth For Life – Alistair Beg