Pembacaan : Matius 5

Bacaan Alkitab Satu Tahun :  Wahyu 21- 22 

 

Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (Matius 5:7–9)

 

SEMUA YANG KITA BUTUHKAN. Amsal menyuruh kita untuk berbelas kasihan kepada musuh kita (Amsal 25:21). Kita tidak bisa mengampuni seseorang jika kita merasa lebih unggul darinya, jika kita mengira kita tidak berdosa. Namun dalam Injil, hati kita direndahkan karena kesombongan kita. Mengapa kita mendapat kemurahan dari Allah? Hanya karena Yesus dalam kematian-Nya tidak mendapatkan apa pun: tidak dari Pilatus, tidak dari orang banyak, bahkan tidak dari Bapa-Nya. Ketika kita melihat-Nya, kita bisa berbelas kasihan kepada orang lain.

 

Mengapa suatu hari nanti kita bisa melihat Allah? Karena hati-Nya murni sempurna, tanpa dosa (Ibrani 4:15). Kita kelak akan bertemu Allah secara langsung, muka dengan muka, karena di kayu salib Yesus kehilangan wajah Bapa-Nya. Mengapa kita akan mendapatkan kedamaian? Hanya karena seluruh dunia, termasuk Bapa-Nya, melawan Yesus Kristus, menyerang Dia. Tidak ada kedamaian bagi orang jahat (Yesaya 48:22), dan di kayu salib Yesus mendapatkan apa yang layak kita dapatkan sehingga kita bisa mendapatkan kedamaian abadi yang Dia layak berikan bagi kita. Dan hal ini tentu saja memperlengkapi kita untuk menjadi pembawa damai.

 

Di dalam Yesus kita menerima segala yang kita perlukan untuk hidup dalam hikmat. Apakah Anda mengenal Dia? Apakah Anda ingin menjadi bijak?


Ya Tuhan, aku menyadari bahwa kebijaksanaan bukanlah tujuan utama, tetapi hasil dari hasratku untuk mengenal-Mu, yaitu melihat Allah. Saat aku berusaha mengenal-Mu, kebijaksanaan akan datang. Meskipun aku berusaha mendapatkan kebijaksanaan untuk mencapai kesuksesan, aku menyadari bahwa keduanya tidak selalu berjalan seiring. Akhirnya, aku menyadari hal ini setelah waktu yang cukup lama. Terima kasih atas kesabaran-Mu terhadapku. Amin.