BANGUN UNTUK HIDUP BARU
Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus. Efesus 2:4-5
Ada yang berpendapat bahwa masalah utama umat manusia bukanlah dosa, melainkan penyakit. Jika saja kita dapat menyediakan perawatan, obat-obatan, atau teknologi yang tepat bagi diri kita sendiri, maka hidup kita akan berubah dan menjadi lebih baik. Pemikiran ini didasarkan pada anggapan bahwa manusia pada dasarnya baik dan tidak secara alami berdosa.
Namun, menurut Alkitab, satu-satunya penjelasan yang tepat atas kesulitan yang kita hadapi adalah bahwa manusia mati secara rohani. Kita tidak sekadar sakit secara rohani; di luar Kristus, kita "sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa [kita]" (Efesus 2:1, penekanan ditambahkan). Apa yang dapat dilakukan oleh orang mati untuk menghidupkan dirinya sendiri? Tidak ada.
Jadi, kita benar-benar menghadapi masalah yang serius—kecuali jika ada seseorang yang mampu memahami kondisi kita dan, melalui firman-Nya, menghidupkan kita kembali. Itulah inti dari pesan Kristen: “Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus” (1 Korintus 15:22).
Gambaran fisik terbaik dari realitas spiritual ini adalah kisah Yesus yang membangkitkan Lazarus dari kematian. Bayangkan kejadiannya. Lazarus telah tiada, dan semua orang mengetahuinya. Ia sudah dikuburkan selama empat hari. Namun, Yesus berjalan ke makamnya dan berseru dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!" (Yohanes 11:43). Dan Lazarus pun keluar.
Bagaimana Lazarus bisa hidup kembali? Itu terjadi karena suara Yesus yang berkuasa, yang mampu membuat orang mati secara rohani mendengar. Sama seperti Yesus menghidupkan Lazarus yang tidak bernyawa, demikian pula Dia menghembuskan kehidupan ke dalam kondisi rohani manusia yang mati. Secara rohani, kita adalah mayat—sama mati dan membusuknya seperti Lazarus di dalam makamnya. Namun, ketika Allah berkehendak, Dia mengucapkan firman-Nya dan membangkitkan kita untuk hidup. Seperti yang diungkapkan dalam himne karya Charles Wesley:
"Yang bisu-tuli, soraklah Memuji Tabibmu; Yang buta, lumpuh, dan lemah, Berbangkitlah sembuh."
Kita tidak boleh menganggap diri kita terlalu hebat. Jika kita mengandalkan akal dan usaha sendiri, kita akan tetap mati secara rohani. Sebaliknya, kita harus meninggikan Yesus, karena hanya Dia yang menjadi alasan kita memiliki hidup. Selain itu, kita tidak boleh meremehkan panggilan untuk membagikan Injil kepada orang-orang di sekitar kita. Kita telah diberi hak istimewa yang luar biasa untuk menjadi sarana yang Yesus gunakan guna memanggil orang mati agar keluar dari kuburan rohani mereka dan menemukan hidup kekal bersama-Nya.
Kepada siapa Tuhan mendorong Anda untuk berbicara tentang Dia hari ini?
Refleksi
Bacalah Yehezkiel 37 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 21–23; Ibrani 2
Truth For Life – Alistair Beg