BERAT KEMULIAAN
Ketika disebutnya tabut Allah itu, jatuhlah Eli telentang dari kursi di sebelah pintu gerbang, batang lehernya patah dan ia mati. Sebab telah tua dan gemuk orangnya. Empat puluh tahun lamanya ia memerintah sebagai hakim atas orang Israel. 1 Samuel 4:18
Alkitab jarang menyebutkan kondisi fisik seperti berat badan seseorang. Ketika ayat ini menyebutkan tentang berat badan Eli, kita seharusnya berhenti dan berpikir karena pasti ada signifikansinya. Tampaknya berat badan Eli disebutkan hanya untuk menjelaskan realitas kematiannya. Namun, sebenarnya lebih dari itu. Sebelumnya, dalam 1 Samuel 2:12-17, narator memberi tahu kita bahwa anak-anak Eli memiliki kebiasaan menyalahgunakan korban persembahan. Mereka dengan serakah mengambil bagian terbaik dari daging yang seharusnya menjadi milik Allah, demi memuaskan nafsu mereka sendiri. Mereka menghina kemah suci—tempat Allah berdiam dengan memutuskan bahwa keinginan duniawi dan hasrat mereka yang egois lebih utama daripada kemuliaan-Nya. Kita bisa mengatakan kemuliaan Allah telah dicuri dan dililitkan di perut Eli (ayat 29). Lingkar pinggangnya merupakan ekspresi fisik dari dosa yang dilakukan dan dipromosikan oleh para imam di Silo. Tubuhnya yang gemuk bukan hanya akibat usia atau gaya hidup, tetapi lambang konkret dari dosa struktural yang telah dibiarkannya tumbuh dan berkembang di rumah Tuhan.
Hal ini lebih jelas bila kita melihat permainan kata dalam bahasa Ibrani. Kata "gemuk" dalam 1 Samuel 4:18 adalah kabed. Itu adalah bentuk verbal dari kata kabod, yang berarti "kemuliaan." Penulis Alkitab menunjukkan permainan kata ini untuk memperlihatkan sesuatu yang lebih dalam. Ketika para imam mencuri kemuliaan Allah demi keuntungan pribadi, mereka menukar kabod (kemuliaan) dengan kabed (lemak/gemuk). Mereka menganggap Allah ringan, tidak berarti, dan bisa dimanipulasi—sementara mereka sendiri menjadi "berat" oleh hal-hal duniawi yang mereka ambil tanpa takut akan Tuhan. Jadi, mereka gemuk karena telah merebut segala sesuatu demi kepentingan pribadi.
Namun, matahari akhirnya terbenam—atau lebih tepatnya peristiwa-peristiwa itu berakhir—dalam kehidupan Eli, dan dia meninggal dengan menyedihkan. Dia sekarang menjadi salah satu dari beberapa orang dalam Alkitab, khususnya dalam ranah keimaman atau pastoral, yang dijadikan peringatan terhadap keangkuhan, seperti yang tergambar dalam kata-kata Paulus: "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" (1 Korintus 10:12).
Hikmat ini adalah peringatan keras bagi setiap jemaat Allah. Marilah kita membenci pikiran bahwa di gereja kita mungkin akan mengambil kemuliaan yang layak diterima Allah untuk melayani, memperkaya, atau menikmati diri kita sendiri. Minggu ini, saat Anda menuju gereja, ingatlah bahwa Anda berada di sana pertama-tama dan terutama bukan untuk diri Anda sendiri tetapi untuk memuliakan Tuhan Anda yang agung, transenden, dan mulia dan menyayangi umat-Nya.
Refleksi
Bacalah 1 Tawarikh 16:8-34 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 72-73; Kisah Para Rasul 26