SUMBER PENYEMBAHAN YANG BENAR
Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya. Yohanes 9:38
Ketika pertama kali bertemu Yesus, pengemis buta di Yohanes 9 adalah pribadi yang tidak berdaya, tanpa harapan. Kemudian dia menjadi objek campur tangan supernatural Allah dan penglihatannya dipulihkan. Hasilnya, hidupnya menjadi lebih baik dan lebih sulit; karena, sebagai akibat dari pulihnya penglihatannya, dia tidak lagi mendapat dukungan dari orang tuanya, ditantang oleh orang Farisi, dicemooh karena imannya, dan akhirnya diusir dari sinagoge. Namun ketika Yesus bertemu dengannya lagi, kehilangan-kehilangan itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan siapa yang telah diperolehnya; dan karenanya dia tersungkur di kaki Juruselamatnya dalam penyembahan.
Gambaran di awal Yohanes 9 adalah tentang seorang pria yang tenggelam dalam keputusasaan dan ketidakberdayaan. Namun, pasal ini berakhir dengan pria ini menjadi seorang penyembah Kristus, Sang Mesias, Sang Juruselamat, Sang Raja.
Sebelumnya, Yesus telah mengatakan janji kepada perempuan Samaria di sumur, "Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian" (Yohanes 4:23). Sama seperti perempuan itu, pengemis buta itu dicari oleh Yesus, penglihatannya telah dipulihkan, pikirannya telah diajar, serta hidupnya telah diubah. Dan dengan apa yang dia dapatkan, dia menjadi apa? Seorang penyembah!
Tidak adanya penyembahan sering kali berakar dari tidak adanya iman. Ketika pengemis buta itu berkata, “Aku percaya, Tuhan,” respons selanjutnya adalah penyembahan. Jika hari ini Anda bukan seorang penyembah, solusinya bukan dengan berusaha lebih keras untuk menyembah, melainkan dengan memeriksa hati Anda: “Apakah saya sungguh-sungguh percaya?” Jika Anda percaya bahwa Bapa menerima penderitaan Kristus sebagai korban penghapus dosa bagi semua orang yang percaya kepada-Nya, maka Anda akan mengerti mengapa orang itu menyerahkan dirinya di hadapan Yesus. Kita tidak berbicara tentang gaya penyembahan atau seberapa baik kita bernyanyi; jika Anda berada di dalam Kristus, penyembahan menjadi respons alami, dan pujian menjadi kenyataan sejati yang meresapi setiap aspek kehidupan Anda.
Pria dan wanita yang bersujud di kaki Kristus melakukannya karena mereka memahami siapa Yesus, mengerti mengapa Dia datang, dan percaya apa yang telah Dia lakukan bagi mereka. Pujian yang meninggikan Kristus tidak hanya tentang kita dan lagu-lagu yang ingin kita nyanyikan; ini semua tentang Allah dan memberikan kemuliaan bagi nama-Nya.
Apakah cinta Anda kepada Allah mulai mendingin? Apakah pujian dan penyembahan menjadi beban dan tidak lagi menjadi kesukaan jiwa? Ketika perasaan itu muncul, satu-satunya obatnya adalah dengan mengarahkan pandangan Anda kepada Kristus. Ingatkan diri Anda lagi tentang karya-Nya yang telah selesai di kayu salib, dan Anda, seperti pengemis buta itu, akan melimpah dengan penyembahan bagi Kristus.
Refleksi
Bacalah Markus 10:46-52 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 74-76; Kisah Para Rasul 27:1-26